Booster Vaksin Covid Tak Mampu Cegah Omicron, Benarkah?

Novina Putri Bestari, CNBC Indonesia
29 December 2021 07:05
Atrian vaksin booster di Inggris. (REUTERS/HANNAH MCKAY)
Foto: Atrian vaksin booster di Inggris. (REUTERS/HANNAH MCKAY)

Jakarta, CNBC Indonesia - Sejak varian Omicron ditemukan, penelitian soal manfaat vaksin Covid-19 dan booster terus dilakukan. Misalnya dari Moderna dan Pfizer yang mengatakan dosis booster dapat meningkatkan antibodi untuk melawan Omicron.

Sementara itu, Ahli Virologi dan Profesor Universitas Columbia Dr David Ho mengatakan proteksi yang dimiliki manusia untuk menghindari Omicron bisa meningkat mencapai 85%. Perlindungan tersebut juga bisa membuat manusia makin terhindar dari potensi mengalami penyakit parah dan dirawat.

"Perlindungan sebenarnya yang dibawa (booster) vaksin adalah peningkatan kemampuan kita melawan penyakit, bukan melawan penyebaran atau infeksi," kata David Ho dikutip dari CNBC International, Rabu (29/12/2021).

Dia mengatakan Omicron terbukti menyebar dua kali lebih cepat. Namun tetap orang yang divaksin dan mendapatkan booster kemungkinan tetap baik-baik saja walaupun terkena varian tersebut.

Selain itu, David Ho juga mencatat orang sudah divaksin dan belum mendapat booster akan mengalami hal yang sedikit buruk.

"Omicron akan menembus populasi. Akan tetapi, orang yang sudah divaksinasi dan mendapat booster kemungkinan akan baik-baik saja, bahkan jika terinfeksi varian ini. Kemudian, orang yang divaksinasi dan belum mendapat booster mungkin akan mengalami dampak yang sedikit lebih buruk. Saya hanya takut pada kemungkinan dampak pada orang yang belum divaksin sama sekali," katanya.

Booster vaksin yang diberikan sebaiknya berjenis mRNA, ungkapnya. Dengan begitu, manusia bisa mendapatkan perlindungan utuh pada 2-3 pekan setelah disuntik booster.

Namun tambahan antibodi tetap berkurang seiring berjalan waktu. Artinya, manusia tetap butuh vaksinasi lagi di masa depan meski sudah mendapat dosis ketiga.

Hal yang sama juga diutarakan oleh CEO Pfizer, Albert Bourla di awal Desember 2021 lalu. "Pengurangan tambahan antibodi yang terlihat sejauh ini (setelah seseorang disuntik vaksin dua dosis), adalah setengah level dalam kurun dua bulan," kata Bourla kepada CNBC Internasional.

Selain itu David Ho menuturkan waktu deteksi Omicron diperkirakan mencapai 5-7 hari. Sebab kemungkinan mereka yang sudah divaksin tidak mendapat hasil positif 3 hari setelah terpapar.


(npb/roy)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Kasus Covid Global Melonjak, Warga RI Harus Booster Kedua?

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular