Waspada! Badai Matahari 'Hantam' Bumi Hari Ini, Berbahaya?

Novina Putri, CNBC Indonesia
Kamis, 23/12/2021 18:25 WIB
Foto: Gerhana matahari cincin di Berkshires, Kamis (10/6/2021). (Stephanie Zollshan/The Berkshire Eagle via AP)

Jakarta, CNBC Indonesia - Pada 23 Desember 2021 Badai Matahari tiba di Bumi. Ini merupakan efek dari aktivitas Matahari pada 20 Desember 2021.

Sebenarnya peningkatan aktivitas itu terjadi dalam dua hari 20-21 Desember 2021. Fenomena itu berasal dari sembilan kelompok bintik Matahari dan ada di permukaannya.

Tiga semburan Matahari kelas M terjadi pada 11:36 UTC pada 20 Desember serta 7:50 UTC dan 11:44 UTC pada 21 Desember 2021.


Suar tanggal 20 Desember dari AR12908. Sedangkan dua sisanya dari wilayah sebelah timur Matahari.

Earth Sky juga melaporkan diantara suar berukuran sedang, ada banyak dari kelas C dengan ukuran lebih kecil.

Sebagian besar semburan Matahari berasal dari wilayah itu. Fenomena itu sering melepaskan aliran partikel bermuatan ke antariksa atau disebut sebagai coronal mass ejections (CMEs).

CME membutuhkan waktu untuk sampai ke Bumi. Itulah mengapa dampak dari aktivitas 20 Desember baru terasa di Bumi 3 hari kemudian.

Saat partikel CME menyerang Bumi, maka menyebabkan aurora boreals dan aurora australis (cahaya di bagian utara dan selatan). Selain itu juga punya potensi mempengaruhi jaringan listrik serta satelit orbit di Bumi, dikutip dari Earth Sky, Kamis (23/12/2021).

Perkiraan dari Pusat Prediksi Cuaca Luar Angkasa (SWPC) NOOA) adalah CME sampai di Bumi 23 Desember 2021 pada 21:00 UTC (04:00 WIB 24 Desember 2021). Sementara Kantor Cuaca Antariksa Bulan ke Mars NASA menghasilkan model dengan waktu kedatangan yang lebih awal yakni 16:28 UTC (23:28 WIB). Ada kesalahan waktu sekitar plus minus 7 jam.

SWPC mengatakan CME menghantam perisai magnet Bumi atau magnetosfer. Mungkin menghasilkan peningkatan aktivitas geomagnetik dengan badai tingkat G-1.


(npb/npb)
Saksikan video di bawah ini:

Video: Adopsi Teknologi Tinggi, Infrastruktur Digital Makin Diperkuat