Alasan Covid RI Turun: Diduga Bukan Cuma Karena Vaksin

Novina Putri, CNBC Indonesia
22 December 2021 13:45
Tenaga kesehatan menyuntikkan vaksin COVID-19 kepada pelajar di SDN 03 Rawabuntu, Tangerang Selatan, Selasa (14/12/2021). Kementerian Kesehatan memulai vaksinasi COVID-19 untuk anak usia 6-11 dengan jumlah sasaran vaksinasi mencapai 26,5 juta di Indonesia. Plt. Dirjen Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Kemenkes Maxi Rein Rondonuwu mengatakan pihaknya sudah mempersiapkan kick off pelaksanaan vaksinasi COVID-19 untuk anak usia 6 sampai 11 tahun. "Kami harapkan hari Selasa (14/12) sudah dilakukan kick off di beberapa daerah yang akan kami tetapkan dan selanjutnya itu secara bertahap sampai tahun depan akan kita lakukan vaksinasi semua anak usia 6 -11 tahun yang totalnya berdasarkan data itu ada 26,8 juta," katanya dalam keterangan resmi dikutip Senin (13/12/2021) kemarin. Pelaksanaan vaksinasi ini akan dilakukan secara bertahap. Tahap pertama vaksinasi akan dilaksanakan di provinsi dan kabupaten/kota dengan kriteria cakupan vaksinasi dosis 1 di atas 70% dan cakupan vaksinasi Lansia di atas 60%.

Sampai saat ini sebanyak 8,8 juta jiwa dari 106 kabupaten/kota dari 11 provinsi yang sudah memenuhi kriteria tersebut, yakni Banten, DI Yogyakarta, DKI Jakarta, Jawa Barat, Jawa Tengah, Jawa Timur, Kalimantan Timur, Kepulauan Riau, Nusa Tenggara Barat, Sulawesi Utara, dan Bali.

Vaksin yang digunakan untuk sementara ini adalah jenis Sinovac dan sudah punya Emergency Use Autorization (EUA). Sebanyak 6,4 juta dosis vaksin Sinovac yang akan digunakan hingga akhir Desember 2021.

Penyuntikan vaksin dilakukan dengan intramuskular atau injeksi ke dalam otot tubuh di bagian lengan atas dengan dosis 0,5 mili. Vaksinasi diberikan sebanyak 2 kali dengan interval minimal 28 hari. Sebelum pelaksana vaksinasi harus dilakukan skrining dengan menggunakan format standar oleh petugas vaksinasi. Tempat pelaksanaan vaksinasi bisa dilakukan di Puskesmas, rumah sakit atau fasilitas pelayanan kesehatan lainnya baik pemerintah maupun swasta termasuk pos-pos pelayanan vaksinasi, dan sentra vaksinasi. (CNBC Indonesia/ Muhammad Sabki)
Foto: Vaksinasi COVID-19 untuk anak usia 6-11 tahun di SDN 03 Rawabuntu, Tangerang Selatan, Selasa (14/12/2021). (CNBC Indonesia/ Muhammad Sabki)

Jakarta, CNBC Indonesia - Indonesia mengalami penurunan kasus Covid-19. Namun kemungkinan ini bukan karena vaksinasi, namun akibat natural infeksi sebelumnya.

Program vaksinasi sudah dijalani hampir satu tahun. Vaksin diberikan dimulai dari tenaga kesehatan, hingga saat ini masyarakat umum bisa mendapatkan vaksin. Bahkan ada rencana pemberian dosis ketiga mulai tahun depan.

Menurut Dosen Fakultas Kedokteran Universitas Padjadjaran (Unpad) Dwi Agustian, ada pertanyaan alasan dibalik penurunan kasus apakah karena vaksinasi atau infeksi. Untuk vaksinasi, rata-rata jumlah orang vaksinasi bisa mendapat perlindungan sebanyak 70% populasi.

"Pertanyaan apakah penurunan kasus saat ini karena vaksinasi atau karena infeksi? Yang disebut infeksi adalah natural infeksi. Jadi secara teori kita dapatkan threshold vaksinasi rate untuk memproteksi kita dari kejadian banyak besar 70%," kata Dwi dalam kanal Youtube Satu Jam Berbincang Ilmu, dikutip Rabu (22/12/2021).

Untuk angka vaksinasi belum mencapai 70%. Menurut hipotesisnya yang belum teruji, kemungkinan karena penurunan kasus berasal dari infeksi varian Delta beberapa waktu.

Indonesia sempat mengalami lonjakan kasus gelombang kedua Covid-19 pertengahan tahun 2021. Penyebabnya karena saat itu varian Delta yang sangat masif.

Dwi mengatakan ada banyak masyarakat yang terkena varian Delta. Dengan begitu membuat pasien memiliki ketahanan imunitas di tubuh.

"Sehingga saya punya hipotesis yang belum teruji, bahwa kemungkinan dihasilkan dengan gelombang besar begitu banyak orang populasi masyarakat yang terinfeksi dan memiliki ketahanan imunitas varian Delta," jelasnya.

Menurutnya ada kemungkinan penurunan kasus karena adanya infeksi sebelumnya. Masyarakat tetap terproteksi meski mobilitas telah kembali tinggi dalam beberapa waktu terakhir.

"Ini hipotesis saya, bukan suatu fakta. Tetapi saya punya hipotesis seperti itu. Walaupun tingkat mobilitas sudah demikian tinggi itu yang membuat kita terproteksi," ungkap Dwi.


(npb/npb)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Punya Gejala Seperti Ini? Fix! Anda Kena Covid-19 Varian Baru

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular