Kalung Anti-5G Ini Ternyata Mengandung Radiokatif Berbahahaya

Novita Putri Bestari, CNBC Indonesia
Senin, 20/12/2021 11:45 WIB
Foto: Kalung Anti-5G Ini Ternyata Mengandung Radioaktif. (Tangkapan layar Rijksinstituut voor Volksgezondheid en Milieu)

Jakarta, CNBC Indonesia - Sebuah kalung 'anti 5G' digunakan beberapa orang dan disebut bisa melindungi diri dari frekuensi radio yang dipancarkan oleh tiang telepon. Namun liontin itu ternyata sangat berbahaya untuk digunakan.

Ini berdasarkan laporan otoritas nuklir Belanda, Authority for Nuclear Safety and Radiation Protection (ANVS). Disebutkan jika kalung itu mengandung radioaktif berbahaya.

Pemilik kalung 'liontin kuantum' dan perhiasan 'ion negatif' disarankan untuk menyimpan, karena terbukti memancarkan radiasi ionising. Ada 10 produk yang masuk dalam laporan ANVS.


"Karena potensi risiko kesehatan yang ditimbulkannya, produk konsumen yang mengandung bahan radioaktif ini dilarang oleh undang-undang. Radiasi ionising bisa merupakan jaringan dan DNA, dan bisa menyebabkan seperti kulit merah. Hanya tingkat radiasi rendah yang diukur untuk produk khusus ini," jelas ANVS, dikutip dari The Guardian, Senin (20/12/2021).

Foto: Kalung Anti-5G Ini Disebut Mengandung Radioaktif. (Tangkapan layar Rijksinstituut voor Volksgezondheid en Milieu)

"Namun seseorang yang menggunakan produk ini untuk waktu yang lama (setahun, 24 jam sehari) bisa mengekspos diri mereka pada tingkat radiasi yang melebihi batas ketat untuk paparan kulit yang berlaku di Belanda. Untuk menghindari risiko apapun, ANVS meminta pemilik barang tersebut tidak menggunakannya mulai sekarang".

Ada sejumlah kelompok yang menyuarakan kekhawatiran soal dampak kesehatan dari telepon seluler saat pemerintah di dunia membangun infrastruktur internet 5G. Kekhawatiran yang muncul pun dengan alasan berbeda.

Misalnya mempertanyakan tingkat penelitian yang dilakukan mengenai dampak frekuensi radio dan jarak dekat dengan tiang. Ada juga tudingan 5G bisa menyebabkan dari sakit kepala hingga defisiensi imun.

Teori konspirasi lain juga menyebar soal 5G, bahkan sempat ada kejadian pembakaran tiang-tiang telekomunikasi di Eropa tahun lalu. Setelah itu 15 anggota Uni Eropa meminta Komisi Eropa mengatasi teori konspirasi yang ada.

Sementara menurut WHO, 5G aman dan tidak ada yang berbeda dari karakteristik fisik sinyal radio yang dihasilkan 5G atau dengan 3G dan 4G secara fundamental.

Namun ternyata sebuah industri mengatakan jenis perhiasan tertentu mengklaim untuk 'memanfaatkan mineral murni dan abu vulkanik yang diekstraksi dari Bumi' telah berkembang. Salah satunya merupakan produk yang diperingatkan ANVS tersebut.


(npb/roy)
Saksikan video di bawah ini:

Video: RI "Terlambat" Adopsi 5G & AI Dibanding India-Malaysia, Kenapa?