Kacau! Bos Startup Ini Pecat 900 Karyawan via Zoom Meeting
Jakarta, CNBC Indonesia - Sejak pandemi merebak tahun lalu, Zoom sering digunakan untuk melakukan aktivitas seperti bekerja, sekolah, atau hanya berkumpul dengan teman-teman secara online. Namun CEO Better.com, Vishal Gard menggunakan platform itu secara berbeda, yakni untuk memecat 900 karyawannya.
"Jika Anda menerima panggilan ini, Anda adalah bagian dari kelompok tidak beruntung untuk dipecat. Pekerjaan Anda segera dihentikan," kata Vishal Garg, dalam rekamannya yang dilihat CNN Business, dikutip Rabu (8/12/2021).
Vishal Garg menambahkan e-mail dari pihak HRD akan segera diterima karyawan untuk merinci tunjangan serta pesangon. Untuk alasan pemecatan, Garg mengutip efisiensi, kinerja dan produktivitas.
Bahkan menurut laporan Fortune, dia menuding karyawan 'mencuri' dari kolega mereka dan konsumen yakni mereka tidak produktif dan hanya bekerja selama dua jam per hari.
"Ini kedua kalinya dalam karir saya melakukan ini dan saya tidak mau melakukan ini. Terakhir kali saya melakukannya, saya menangis," ungkapnya, yang ditulis CNN Business dilakukan secara singkat dan tanpa emosi.
Beberapa karyawan yang dipecat Vishal Garg adalah tim rekruitmen keragaman, kesetaraan dan inklusi.
Salah seorang karyawan, Christian Chapman menceritakan kisah pemecatan itu. Dia merupakan penjamin emisi Better.com dan tidak tahu Zoom meeting tersebut adalah panggilan terakhir sebagai pegawai perusahaan hipotek online.
Dia tercengang mendengar pengumuman mantan bosnya itu. Chapman mengirimkan pesan ke kanal perusahaan Slack menanyakan apa yang terjadi, dia langsung kehilangan akses ke komputer, telepon, email dan pesan perusahaan.
Chapman berusaha mengontak teman-teman kantornya melalui Facebook Messenger. Komunikasi dari perusahaan akhirnya diperoleh melalui email pribadinya beberapa jam kemudian.
Beberapa mantan karyawan yang diwawancarai CNN Business juga kaget oleh pernyataan Garg serta pemecatan ini. Garg juga sebelumnya pernah terlibat kontroversi saat email yang dikirim diperoleh Forbes tahun 2020 dan menyebut karyawannya lambat dan menyamakan dengan lumba-lumba. Serta meminta untuk berhenti dari kantornya.
"Saya dipromosikan dan kemudian dia di luar sana mencoba menggambarkan semua orang sebagai pemalas dan mencuri yang," kata salah seorang mantan karyawan.
(npb/roy)