
Jelang Akhir Tahun 2021, Jam 'Kiamat' Bergerak Lambat

Jakarta, CNBC Indonesia - Jam kiamat atau Doomsday Clock hanya berjarak 100 detik dari tengah malam. Namun ini bukan menunjukkan soal kiamat akhir zaman.
Jam tersebut adalah pengingat soal aksi manusia yang merusak dan bisa menghancurkan Bumi ini. Doomsday Clock merupakan buatan dari Bulletin of the Atomic Scientist, yang didirikan oleh Albert Einstein dan mahasiswa Universitas Chicago tahun 1947 lalu.
Lembaga itu menyebutkan jam bergerak lebih dekat dengan tengah malam karena pemimpin dunia merespons Covid-19 dengan lamban.
"Pandemi mengungkapkan betapa tidak siap dan tidak maunya negara-negara serta sistem internasional menangani keadaan darurat global dengan benar," kata para ilmuwan, dikutip Jumat (3/12/2021).
"Dalam masa krisis yang sebenarnya itu, para pemerintah terlalu sering melepaskan tanggung jawab, mengabaikan nasihat ilmuwan, tidak bekerja sama atau berkomunikasi secara efektif dan akibatnya gagal untuk melindungi kesehatan serta kesejahteraan warganya".
Saat pertama kali dibuat, jam itu diatur tujuh menit sebelum tengah malam. Jarak paling lama adalah 17 menit tahun 1991, yakni Presiden Amerika Serikat (AS) George Bush dan Presiden Uni Soviet Mikhail Gorbachev mengumumkan pengurangan persenjataan nuklir di masing-masing negara.
Sejumlah bencana yang disorot oleh jam kiamat tersebut, seperti bahaya nuklir dan perubahan iklim. Terdapat juga bencana baru seperti disinformasi yang terjadi di dunia maya dan teori konspirasi yang bisa memicu perang nuklir.
(roy/roy)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Aduh Biyung! Jam 'Kiamat' Dekati Titik Kehancuran Bumi