Jadi 'Senjata' Atasi Kripto, Kapan Rupiah Digital Meluncur?

Cantika Adinda Putri, CNBC Indonesia
02 December 2021 17:15
Gedung BI
Foto: CNBC Indonesia/Muhammad Luthfi Rahman

Jakarta, CNBC Indonesia - Central Bank Digital Currency (CBDC) atau rupiah digital diyakini mampu mengatasi wabah kripto di masyarakat. Namun sayangnya, rupiah digital masih dalam tahap kajian oleh Bank Indonesia (BI)

"Kita tidak punya target, salah satu isu yang kita jaga saat tahun depan Presidency G20, kita akan membahas itu. Gimana bank sentral melihat ini, apa manfaat dan mudharatnya (tidak bermanfaat)," jelas Kepala Departemen Komunikasi BI Erwin Haryono saat dihubungi melalui video conference, Rabu (1/12/2021).

"Kalau BI kapan menerbitkan, kami belum punya. Kami masih dalam tahap diskusi, karena ini harus sangat-sangat hati-hati," kata Erwin melanjutkan.

Sebelumnya, Kepala Departemen Kebijakan Makroprudensial BI yang juga merupakan Calon Deputi Gubernur BI, Juda Agung mengungkapkan, saat CBDC terbit, keberadaan uang kertas maupun logam tetap akan beredar ke masyarakat. Porsinya akan disesuaikan dengan kebutuhan di masyarakat.

BI tidak akan mengambil risiko jika uang kartal tersebut sepenuhnya diganti dengan rupiah digital. Risiko yang ditimbulkan seperti mati listrik misalnya, akan mengganggu stabilitas perekonomian.

"Kalau semua serba digital, akan menjadi risiko besar sehingga harus dilakukan, harus tetap ada uang kerta, uang logam," kata Juda saat melakukan uji kelayakan di Komisi XI DPR, dikutip Kamis (2/12/2021).

Kata Juda, ada opsi pendekatan dalam digitalisasi rupiah. Pertama, direct (one tier) atau indirect (two tier). One tier misalnya, penyaluran rupiah digital langsung distribusikan melalui bank sentral atau BI.

Sementara untuk two tier, sama seperti distribusi uang kartal saat ini, yakni disalurkan melalui perbankan. Sehingga perbankan yang akan menyalurkannya kepada rumah tangga dan korporasi.

"Menurut kami yang kedua lebih tepat, seperti peredaran uang kertas dan logam saat ini. Bank sentral mengedarkan melalui perbankan dan masyarakat mendapatkan uang kertas dan logam dari perbankan tersebut," jelas Juda.


(cap/mij)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Kripto Bikin Was-was, BI Kebut Penerbitan Rupiah Digital

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular