
Huawei Sebut AS Sedang Rusak Reputasi Perusahaan, Ada Apa?

Jakarta, CNBC Indonesia - Huawei angkat bicara soal tuduhan diajukan oleh Departemen Kehakiman Amerika Serikat kepada perusahaan asal China itu dan dua anak perusahaannya di AS. Salah satu tudingannya adalah Huawei dikatakan mencuri rahasia dagang dari perusahaan-perusahaan di AS.
Menurut Huawei tuduhan itu tidak berdasar dan bagian upaya 'merusak reputasi dan bisnis Huawei secara permanen', dikutip dari CNBC Internasional, Jumat (26/11/2021).
Pada hari Kamis kemarin, jaksa federal mengumumkan sejumlah dakwaan pidana baru. Mencakup mengenai konspirasi pemerasan dan dakwaan merencanakan mencuri rahasia dagang dari perusahaan-perusahaan di AS.
Huawei juga diduga membantu pemerintah Iran. Yakni dalam mengawasi domestik saat demonstrasi 2009 di Teheran dan berupaya menyembunyikan lingkup bisnisnya di Korea Utara.
Dakwaan ini menambah deretan tudingan lain yang sebelumnya diajukan kepada Huawei. Tuduhan sebelumnya pada Januari lalu menuduh perusahaan berbohong pada bank, melakukan penipuan kawat dan melanggar sanksi ekonomi pada Iran. Saat itu Huawei mengaku tidak bersalah pada tuduhan tersebut.
"Tuduhan baru itu tidak berdasar dan sebagian besar didasarkan pada sengketa perdata yang didaur ulang dari 20 tahun terakhir yang telah diselesaikan, diajukan ke pengadilan dan beberapa kasus ditolak oleh hakim dan juri federal," ungkap Huawei dalam pernyataan resminya.
Huawei juga meyakini pemerintah AS tak akan menang dengan aktivitas itu. "Pemerintah AS tidak akan menang dengan tuduhan yang akan kami buktikan tidak berdasar dan tidak adil".
Pemerintah China juga buka suara soal tudingan pada Huawei. Menurut juru bicara Kementerian Luar Negeri, Geng Shuang, AS menyalahgunakan kekuatan nasionalnya untuk melakukan penindasan pada perusahaan China dan menyebut perilaku itu memalukan dan tidak bermoral.
"AS telah menyalahgunakan kekuatan nasional untuk menindas perusahaan China tanpa bukti kesalahan. Praktik seperti itu memalukan dan tidak bermoral, dan berada di bawah status AS sebagai negara besar," kata Geng Shuang.
Huawei memang harus menghadapi beragam tuntutan hukum di AS. Misalnya persidangan yang dibuka Januari lalu jaksa federal mendakwa Huawei di Seattle mencuri rahasia dagang terkait T-Mobile.
Chief Financial Officer, Meng Wanzhou didakwa melalui penipuan dan dikatakan melanggar sanksi AS pada Iran. Dia juga menghadapi hukuman ekstradisi ke Amerika Serikat.
Putri pendiri Huawei Ren Zhengfei itu ditangkap pada Desember 2018 di Vancouver, Kanada.
(npb/roy)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Anti Virus Rusia Kaspersky di-Blacklist AS, Senasib Huawei