Apa Itu Google Mobility yang Dipakai Luhut Pantau Warga RI?

Novina Putri Bestari, CNBC Indonesia
Selasa, 16/11/2021 15:55 WIB
Foto: Penumpang kereta commuterline mengantre di Stasiun Tanah Abang, Senin (12/10/2020). Di hari pertama PSBB saat jam pulang kantor Stasiun Tanah Abang terpantau sepi. Antrean penumpang terlihat hanya saat petugas memberlakukan sistem buka tutup untuk mencegah penumpukan penumpang di dalam Stasiun. (CNBC Indonesia/Andrean Kristianto)

Jakarta, CNBC Indonesia - Pemerintah menggunakan sejumlah data dari raksasa teknologi untuk melakukan pemantauan mobilitas masyarakat saat gelombang kasus Covid-19 meningkat di Indonesia. Salah satu yang digunakan adalah laporan dari Google.

Tomer Shekel, Senior Product Manager of Public and Environmental Health Google Health mengatakan jika saat pamdemi, strategi kesehatan publik jadi fokus. Tujuannya untuk mengurangi persebaran virus dimulai dari kebijakan social distancing hingga lockdown.

Dia menjelaskan jika para pejabat kesehatan membutuhkan dampak pandemi dan kebijakan yang dibuat untuk mobilitas masyarakat.


"Ini dapat sangat membantu mereka mengetahui apa yang sebenarnya terjadi dan mengambil keputusan yang vital terkait hal itu. Apakah kebijakan mereka seperti social distancing atau lockdown, efektif? Apakah mobilitas orang benar-benar berkurang? kebijakan mana yang efektif," jelas Tomer yang dikutip dari kanal Youtube Google Indonesia, Selasa (16/11/2021).

Laporan Google ini diluncurkan oleh Google Health sejak 2 April 2020, tak lama setelah Covid-19 menyebar di hampir seluruh bagian dunia.

Laporan ini tersedia bukan hanya di Indonesia saja. Namun untuk 135 negara, termasuk lebih dari 90 negara dengan insight yang mendetail hingga ke tingkat sub-region.

Isi laporan tersebut akan menampilkan grafik tren mobilitas seiring waktu. Yakni berisi per wilayah untuk kategori tempat relevan sebagai cara merespon pandemi yakni untuk sejumlah tempat dari retail dan rekreasi, toko bahan makanan dan apotek, taman, pusat transportasi umum, tempat kerja dan area pemukiman.

"Di sini Anda dapat melihat screenshot laporan yang menampilkan grafik tren mobilitas seiring waktu per region dalam berbagai kategori tempat yang relevan untuk respon pandemi," jelasnya.

"Termasuk retail dan rekreasi yang berfokus pada toko, mall, restoran dan bar. Lalu stasiun transit, stasiun bus, atau stasiun kereta. Termasuk juga tempat kerja. Di ketiganya, saya perkirakan mobilitas akan turun drastis setelah kebijakan diterapkan".

Baseline data laporan pada Januari-Februari 2020, yakni mobilitas saat sebelum pandemi. Untuk grafik yang ditampilkan saat orang mendownload laporan termasuk perubahan mobilitas dalam enam minggu sebelumnya.

Google juga menuliskan minimal tiga insight dalam laporan, yakni:

  1. Memahami perubahan mobilitas, yakni sebagai dampak dari kebijakan karantina wilayah ataupun pembatas sosial.
  2. Memahami adanya dampak sosial pandemi dari komunitas dan populasi.
  3. Untuk memahami aktivitas tren ekonomi di sebuah negara.


(roy/roy)
Saksikan video di bawah ini:

Video: Dorong Ekonomi Digital RI Lewat AI, Cloud & Data Center