Analis Sebut Investasi Telkomsel di Start Up Sudah Tepat

Khoirul Anam, CNBC Indonesia
15 November 2021 10:55
Telkomsel
Foto: Telkomsel

Jakarta, CNBC Indonesia- Analis Saham Trimegah Securities Richardson Raymond Equity menilai iklim investasi dan ekonomi digital di Indonesia masih sangat menjanjikan. Ini dibuktikan dengan derasnya investasi yang dilakukan oleh Abu Dhabi Investment Authority (ADIA) ke Indonesia.

ADIA masuk tidak hanya ke proyek infrastruktur yang ada di Indonesia, tetapi juga investasi di perusahaan digital seperti GoTo.

Richardson menyebut, ADIA berinvestasi di perusahaan digital lantaran melihat potensi perekonomian Indonesia yang masih sangat menjanjikan. Dengan penduduk yang sangat besar, infrastruktur telekomunikasi yang sudah terbangun sangat luas serta banyaknya perusahaan rintisan yang tumbuh berkembang, membuat Indonesia di mata ADIA maupun investor asing menjadi sangat 'seksi'.

"ADIA masuk ke GoTo sebesar USD 400 juta dikarenakan selama ini Gojek dan Tokopedia memiliki track record yang sangat bagus. Selain itu lini usaha GoTo selalu tumbuh dan berkembang. Investasi ke decacorn Indonesia ini memberikan sentimen positif bagi perusahaan digital lain untuk dilirik investor asing. Saya yakin ekonomi digital Indonesia masih dapat terus tumbuh," ungkap Richardson dikutip dari keterangan tertulis, Senin (15/11/2021).

Menurut dia, salah satu bukti tumbuhnya ekonomi digital Indonesia adalah banyaknya investor asing multinasional yang sudah masuk ke perusahaan digital, seperti Google, Facebook, Temasek, Allianz, maupun SoftBank.

Selain berinvestasi di sektor konsumer, Richardson mengatakan, investor asing melirik potensi di perusahaan digital kesehatan, logistik, dan pendidikan sebagai target penempatan dana investasinya. Kepercayaan tersebut dikarenakan perusahaan digital kesehatan, logistik, dan pendidikan memberikan nilai tambah bagi masyarakat Indonesia ketika pandemi Covid-19 berlangsung.

"Contohnya HaloDoc menjadi perusahaan digital kesehatan yang membantu pemerintah dalam menyalurkan vaksin dan obat, sehingga perusahaan digital kesehatan, logistik, dan pendidikan akan menjadi primadona selanjutnya bagi investor asing yang akan menginvestasikan uangnya di perusahaan digital," ungkap Richardson.

Ia menjelaskan, sebelumnya BCA, Telkomsel, dan Bank Mandiri terlebih dahulu menjadi investor di perusahaan digital. Menurut dia, perusahaan perusahaan investor tersebut melihat potensi pertumbuhan ekonomi digital nasional dan rencana bisnis masing-masing perusahaan.

Sebelum investor asing masuk dan berinvestasi di perusahaan digital, sebenarnya sudah banyak perusahaan nasional yang menempatkan dananya di perusahaan digital tersebut. Sebut saja BCA, Telkomsel, maupun Bank Mandiri yang sudah menjadi investor dan menanamkan dana cukup besar di perusahaan digital.

"Mereka yang berinvestasi di perusahaan digital pasti memiliki perhitungan mengenai potensi dari ekonomi digital nasional dan potensi perusahaan yang menjadi target investasinya. Misalnya Telkomsel investasi di perusahaan digital seperti GoTo, HaloDoc, dan TaniHub. Pasti mereka melihat potensi sinergi dengan core bisnis utama mereka selama ini yaitu konektivitas. Jadi diharapkan investasi mereka di perusahaan digital akan menciptakan sinergi positif ke bisnis utama mereka dan menciptakan nilai tambah," papar dia.

Investasi yang dilakukan Telkomsel, menurut Richardson, sejalan dengan arahan Menteri BUMN Erick Thohir untuk menjadikan ekonomi digital sebagai new ekonomi dan new oils. Sebab di masa mendatang ekonomi digital dan ekonomi konvensional tak akan mungkin dipisahkan.

"Sehingga langkah Menteri BUMN Erick Thohir yang meminta agar Telkomsel menjadi perusahan telekomunikasi yang berinvestasi di perusahaan digital sudah tepat. Perusahaan konvensional seperti Telkomsel atau Astra mutlak berinvestasi di perusahaan digital untuk meningkatkan value," tutupnya.


(dob/dob)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Telkomsel & Gojek Kolaborasi Perkuat Produktivitas UMKM

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular