Internasional

Penelitian Terbaru, Gen Ini Rentan akan Kematian Covid-19

sef, CNBC Indonesia
06 November 2021 06:45
Pemeriksaan SARS-CoV-2 RNA dengan metode real-time RT-PCR (PCR COVID-19) yang mendeteksi 3 (tiga) target gen sekaligus yaitu Gen E, N, dan RdRP sesuai dengan protokol yang ditetapkan World Health Organization (WHO). (CNBC Indonesia/Muhammad Sabki)
Foto: Pemeriksaan SARS-CoV-2 RNA dengan metode real-time RT-PCR (PCR COVID-19) yang mendeteksi 3 (tiga) target gen sekaligus yaitu Gen E, N, dan RdRP sesuai dengan protokol yang ditetapkan World Health Organization (WHO). (CNBC Indonesia/Muhammad Sabki)

Jakarta, CNBC Indonesia - Ilmuwan Inggris mengidentifikasi gen yang memiliki risiko kematian tinggi Covid-19. Ini memberi wawasan baru tentang mengapa beberapa orang lebih rentan terhadap penyakit ini dibanding yang lain serta bagaimana metode pengobatannya.

Mengutip Reuters, berdasarkan penelitian yang dilakukan Universitas Oxford yang dipublikasikan di Nature Genetics, sekitar 60% orang keturunan Asia Selatan membawa gen berisiko tinggi. Ini menjelaskan mengapa jumlah kematian tinggi terlihat di beberapa komunitas tertentu di Inggris, termasuk menjelaskan efek Covid-19 di India.

Peningkatan risiko ini bukan karena perbedaan pengkodean genetik protein. Tapi lebih karena perbedaan dalam DNA, yang membuat semacam "saklar" untuk menghidupkan gen.

Sinyal genetik itu kemungkinan akan mempengaruhi sel-sel di paru-paru. Sementara versi gen yang diidentifikasi berisiko lebih tinggi, disebut LZTFL1, mungkin mencegah sel-sel yang melapisi saluran udara dan paru-paru merespons virus dengan benar.

"Namun, gen versi risiko yang lebih tinggi, tidak mempengaruhi sistem kekebalan tubuh yang membuat antibodi untuk melawan infeksi," kata para peneliti dikutip Sabtu (6/11/2021).

"(Studi) menunjukkan bahwa cara paru-paru merespons infeksi sangat penting. Ini penting karena sebagian besar perawatan berfokus pada mengubah cara sistem kekebalan bereaksi terhadap virus," kata peneliti lagi.

Inggris sendiri saat ini tengah mengalami gelombang Covid-19 terbaru. Kasus harian berjumlah 40.000 hingga 50.000.

India sendiri pernah menjadi episentrum Covid-19 di awal 2021. Saat itu, kasus Covid-19 sampai 200.000 sehari.


(sef/sef)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Kromosom Y Perlahan Menghilang, Laki-Laki Bakal Punah?

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular