Sah! WHO Restui Vaksin Covid-19 Covaxin Buatan India

Novina Putri Bestari, CNBC Indonesia
Kamis, 04/11/2021 11:30 WIB
Foto: Seorang petugas kesehatan bersiap untuk memberikan dosis Covaxin saat vaksinasi khusus untuk tunawisma dan pekerja migran melawan COVID-19 di New Delhi, India, Rabu, 15 September 2021. (AP Photo/Altaf Qadri)

Jakarta, CNBC Indonesia - Vaksin Covid-19 asal India, Covaxin mendapatkan emergency use listing (EUL) atau daftar penggunaan darurat dari WHO. Covaxin dikatakan sangat cocok digunakan untuk negara dengan penghasilan rendah dan menengah.

Hal itu karena persyaratan penyimpanan Covaxin yang mudah, ungkap WHO dalam sebuah pernyataan pada hari Rabu kemarin. Covaxin merupakan vaksin pertama yang dikembangkan dan diproduksi sepenuhnya di India untuk mendapat persetujuan WHO.

Bulan lalu Strategic Advisory Group of Expert mengatakan vaksin tersebut memiliki efikasi sebanyak 78% setelah empat minggu seseorang mendapatkan dua dosis.


"EUL ini memperluas ketersediaan vaksin, alat medis paling efektif yang dimiliki untuk mengakhiri pandemi," kata asisten direktur jenderal WHO untuk akses obat-obatan dan produk kesehatan, Mariangela Simao, dikutip dari Aljazeera, Kamis (4/11/2021).

"Namun kita harus tetap menekan untuk bisa memenuhi kebutuhan populasi, memberikan prioritas untuk kelompok berisiko yang masih menunggu dosis pertama, sebelum kita bisa mengumumkan kemenangan".

Sebelumnya, WHO telah memberikan penggunaan persetujuan darurat untuk vaksin yang dibuat oleh AstraZeneca dengan mitra Serum Institute of India, Pfizer-BioNTech, Moderna, Johnson and Johnson, Sinopharm serta Sinovac.

Vaksin yang mendapat persetujuan WHO bisa digunakan untuk upaya Covax yang didukung PBB untuk mendistribusikan vaksin dan berbagi dosis dengan negara miskin di dunia.

Dengan adanya EUL dari WHO ini berarti jutaan orang India yang mendapatkan Covaxin bisa bepergian ke luar negeri yang mengakui vaksin yang disahkan lembaga kesehatan itu. Beberapa diantaranya adalah Inggris, negara di Uni Eropa serta Kanada.

Covaxin sendiri dikembangkan oleh perusahaan asal India, Bharat Biotech bermitra dengan Dewan Penelitian Medis India. Setelah mendapat persetujuan WHO, Bharat Biotech menyambut baik hal tersebut dan menambahkan menjadi 'validasi standar keamanan dan kualitas internasional dari Covaxin'.

Kelompok ahli dari WHO mengatakan tidak ada data yang cukup untuk keamanan dan kemanjuran bagi wanita hamil. Namun ada penelitian yang direncanakan untuk menjawab itu.

Regulator obat di India sebelumnya telah mengizinkan penggunaan Covaxin pada Januari. Padahal saat itu pengujian ekstensif pada manusia belum selesai. Hal tersebut memunculkan kekhawatiran dari para ahli kesehatan jika vaksin diberikan sebelum waktunya.

Pada Juli, Bharat Biotech menerbitkan hasil ujinya yang menunjukkan efikasi vaksin sebesar 93% bisa mencegah Covid-19 parah. Sementara itu Covaxin dapat melawan varian Delta sebesar 65%.


(roy/roy)
Saksikan video di bawah ini:

Video: Dorong Ekonomi Digital RI Lewat AI, Cloud & Data Center