
Bos BRIN Blak-blakan RI Bisa Jadi Pemain Baterai EV di Dunia

Jakarta, CNBC Indonesia - Pengembangan industri mobil listrik di tanah air menjadi prospek penting bagi kemajuan industri otomotif di Indonesia. Modal yang patut diperhatikan dalam perkembangan mobil listrik di tanah air salah satunya yakni daya yang bersumber dari baterai.
Kepala Badan Riset & Inovasi Nasional (BRIN) Laksana Tri Handoko mengatakan, baterai mobil listrik memang masih menjadi salah satu kebutuhan pasar global. Menurutnya, nilai baterai bisa mencapai 30% dari harga kendaraan listrik itu
"Memang ini bagian yang paling krusial, dan kita masih ada potensi untuk bisa mengejar itu. Apalagi memang kita punya bahan bakunya, katakanlah nikel dan sebagainya," ujar Handoko dalam acara 'PROFIT' CNBC Indonesia TV, Jumat (29/10/2021).
Ia juga menuturkan, meskipun begitu, semua pihak yang terlibat tidak bisa bergantung hanya karena memiliki bahan baku. Namun yang penting juga adalah Indonesia harus punya teknologi kunci yang bisa membuat industri mobil listrik di Indonesia lebih kompetitif di dunia.
"Jadi ini kita berkejaran dengan waktu untuk mempercepat kemampuan berkompetisi," kata Handoko.
Mengenai arus supply chain yang belum baik dan kelangkaan chip semikonduktor yang dapat menyebabkan permasalahan roadmap mobil listrik, Handoko mengungkapkan hal tersebut tidak akan berpengaruh dalam jangka panjang.
"Yang pertama, industri otomotif global itu tidak mungkin bisa kita lihat hanya di lokal, ekonominya pasti tidak dapat. Nah kalau terkait itu sebenarnya kelangkaan itu kan sifatnya temporer, itu karena satu dan lain hal," tutur Handoko.
Lebih lanjut, dia bilang BRIN akan mendorong para pihak untuk tidak akan sekadar fokus membuat kendaraan bermotor listrik berbasis baterai (KBBL) yang sekadar menggantikan mobil konvensional.
"Karena kalau itu yang kita lakukan kita akan face-to-face dengan pemain-pemain global yang sudah jauh lebih established," jelas Handoko.
(miq/miq)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article RI Temukan Spesies Baru! Katak Bermulut Sempit