Jam Kiamat Enggak Gerak, Bumi di Titik Terdekat Akhir Zaman?

Tech - Novina Putri Bestari, CNBC Indonesia
21 October 2021 06:39
Doomday Clock Foto: Doc. AP

Jakarta, CNBC Indonesia - Jam Kiamat atau Doomsday Clock ternyata tidak bergerak. Pada tahun 2021 lembaga bernama Bulletin of the Atomic Scientist (BAS) membuat jam itu pada 100 detik hingga tengah malam, ungkap Bulletin of the Atomic Scientist.

Sebagai informasi, Doomsday didirikan pada 1947 oleh lembaga bernama Bulletin of the Atomic Scientist (BAS) yang didirikan oleh Albert Einstein dan mahasiswa dari Universitas Chicago. Saat itu diatur tujuh menit sebelum tengah malam, dan waktunya telah disesuaikan baik maju dan mundur selama tujuh dekade.

Jam paling lama dari tengah malam adalah tahun 1991 yakni 17 menit sebelum tengah malam. Ini terjadi saat Presiden Amerika Serikat (AS) George H.W Bush dan Presiden Uni Soviet Mikhail Gorbachev mengumumkan pengurangan pada persenjataan nuklir di negara masing-masing.

Sementara itu, laporan ABC News awal tahun ini 'jam kiamat' berada di 100 detik menuju tengah malam.

Kelompok yang terdiri atas pemimpin dunia dan peraih Nobel itu mengatakan tahun ini lambannya respons pemimpin dunia atas infeksi Covid-19 patut disalahkan.

"Pandemi mengungkapkan betapa tidak siap dan tidak maunya negara-negara serta sistem internasional menangani keadaan darurat global dengan benar," kata para ilmuwan itu, dikutip ABCnews, Kamis (21/10/2021).

"Dalam masa krisis yang sebenarnya itu, para pemerintah terlalu sering melepaskan tanggung jawab, mengabaikan nasihat ilmuwan, tidak bekerja sama atau berkomunikasi secara efektif dan akibatnya gagal untuk melindungi kesehatan serta kesejahteraan warganya".

Informasi saja, Doomsday Clock tidak berkaitan dengan kiamat sebagai akhir zaman. Doomsday Clock dibuat sebagai pengingat akan aksi manusia yang merusak Bumi yang bisa mengakibatkan kehancuran. Bencana yang paling disoroti para ilmuwan dalam Doomsday Clock adalah bahaya nuklir dan perubahan iklim (climate change). Faktor baru yang dimasukkan adalah disinformasi di dunia maya dan teori konspirasi yang bisa picu perang nuklir.

"Ancaman eksistensial senjata nuklir dan perubahan iklim telah meningkat beberapa tahun terakhir karena pengganda ancaman; korupsi terus menerus dari ekosfer informasi dimana pembuat keputusan publik bergantung," ungkap mereka.


[Gambas:Video CNBC]
Artikel Selanjutnya

Jam 'Kiamat' Mendekati Titik Kehancuran Bumi, Ini Bahayanya..


(roy/roy)

ADVERTISEMENT

ADVERTISEMENT

Terpopuler
    spinner loading
LAINNYA DI DETIKNETWORK
    spinner loading
Features
    spinner loading