Wow! Mendag Ramal Nilai Ekonomi Digital RI Rp4.500 T di 2030

Tech - Emir Yanwardhana, CNBC Indonesia
12 October 2021 12:45
Opening Ceremony 36th TRADE EXPO INDONESIA 2021. (Tangkapan layar youtube Kementerian Perdagangan) Foto: Muhammad Lutfi (Tangkapan layar Youtube Kementerian Perdagangan)

Jakarta, CNBC Indonesia - Pemerintah terus mendorong pengembangan ekonomi digital. Menteri Perdagangan Muhammad Lutfi memproyeksikan nilai ekonomi digital Indonesia bisa tumbuh delapan kali lipat dari Rp 632 triliun menjadi Rp 4.531 triliun di 2030.

"Dari GMV (Gross Merchandise Value) potensi pertumbuhan ekonomi digital Indonesia jauh melebihi negara ASEAN lainnya," katanya dalam webinar Gambir Trade Talk, Selasa (12/10/2021).

Kontribusi ekonomi digital pada 2020 hanya 4% terhadap GDP. Lutfi mengatakan, GDP Indonesia pada 2030 paling tidak tumbuh setidaknya 1,5 kali lipat dari Rp 15 ribu triliun menjadi Rp 24 ribu triliun.

Lutfi mengatakan perdagangan elektronik atau e-commerce akan menguasai peta ekonomi digital pada 2030. Perdagangan elektronik paling tidak berkontribusi Rp 1.908 triliun atau 33% dari total ekonomi digital.

Kontribusi besar lainnya bersumber dari sektor business to business, termasuk supply chain hingga logistik, diproyeksikan sebesar Rp 763 triliun atau 13% dari total ekonomi digital. Sektor ekonomi digital lainnya seperti online travel menyumbang Rp 575 triliun dan corporate services sebesar Rp 529 triliun.



Potensi Indonesia sangat besar dalam ekonomi digital. Apalagi populasi Indonesia yang terbesar keempat di dunia, di mana 197 juta orang yang memiliki akses internet. Jumlah itu diproyeksikan terus bertambah menjadi 250 juta orang di 2050.

Untuk menopang potensi itu, menurut Lutfi, pemerintah sedang membuat cetak biru untuk transformasi dan akselerasi ekonomi digital. Fokus cetak biru yang disiapkan mulai dari kesiapan sumber daya manusia.

Ini karena saat ini, posisi Indonesia masih berada di barisan belakang untuk kesiapan SDM, di mana menurut IMD World Digital Competitive, rangking Indonesia ada di posisi 56 dari 63 negara.

Lalu infrastruktur ekonomi digital, di mana menurut Lutfi, juga tertinggal dibandingkan negara lain. Oleh karena itu, pemerintah mendorong percepatan investasi infrastruktur untuk memastikan ekonomi digital tidak berpusat di kota besar.

Terakhir ekosistem inovasi berupa regulasi yang adaptif terhadap ekonomi digital. Jadi pemerintah tidak hanya memperhatikan pertumbuhan perusahaan besar atau unicorn, namun juga perusahaan yang lebih kecil.


[Gambas:Video CNBC]
Artikel Selanjutnya

Mendag: Penguasa Unicorn di Sini Bukan RI Tapi Singapura


(miq/miq)

ADVERTISEMENT

ADVERTISEMENT

Terpopuler
    spinner loading
LAINNYA DI DETIKNETWORK
    spinner loading
Features
    spinner loading