Krisis Chip Semikonduktor Ancam Produksi Mobil, Kok Bisa Ya?

Ferry Sandi, CNBC Indonesia
08 October 2021 15:55
Orang-orang mengobrol di depan mobil di sebuah showroom di markas Honda di Tokyo, Jepang, 19 Februari 2019. (REUTERS / Kim Kyung-hoon)
Foto: (REUTERS / Kim Kyung-hoon)

Jakarta, CNBC Indonesia - Krisis chip semikonduktor kembali menghantui produksi mobil di Indonesia. Padahal, di pertengahan tahun ini, krisis itu sudah bisa tertangani sehingga produksi bisa lebih lancar.

"Krisis ini setahu saya akibat demand meningkat, terutama chip yang kaitannya high tech, elektronik, telematika segala macam. Permintaan meningkat seluruh dunia seperti peralatan canggih laptop, telepon, perlu chip itu," kata Ketua Bidang Industri Manufaktur Apindo Johnny Darmawan dalam Profit CNBC Indonesia, Jumat (8/10/2021).

Ia menyayangkan krisis terjadi kala pemerintah sedang memberikan relaksasi Pajak Penjualan atas Barang Mewah (PPnBM) untuk pembelian mobil baru. Alhasil, ketika permintaan meningkat, produksi justru kesulitan mengimbangi.

"Di lain pihak, pabrik itu ada kebakaran di Jepang. Mereka punya chip ada level 1, 2, 3, sekarang ini problemnya yang level 3-4 untuk sound system instruksi-instruksi teknologi tinggi di mobil itu," ujar Johnny yang juga menjabat sebagai Presiden Direktur PT Toyota Astra Motor periode 2002-2014.



Adapun kebakaran pabrik chip otomotif terjadi pada Renesas Electronics, beberapa waktu lalu. Perusahaan itu menguasai sekitar 30% pangsa pasar global chip pada mobil. Chip semikonduktor yang dibuat oleh Renesas digunakan secara menyeluruh untuk sistem komputasi di dalam mobil, termasuk untuk memantau kinerja mesin, mengatur kemudi, jendela otomatis, sensor parkir, serta instalasi hiburan.

"Problem di mobil, kalau salah satu chip nggak dipasang, itu mobil nggak akan bisa dikirim, diproduksi. Ini problemnya, kalau buat mobil chip, belakangan itu nggak ada masalah, tapi nggak bisa. Ini membuat drop karena masalah chip," lanjutnya.

Pabrikan otomotif juga menaruh perhatian besar terhadap masalah ini. Chief Executive Astra International Daihatsu Supranoto menilai krisis ini merupakan isu besar di industri otomotif.

"Produsen mulai bulan ini kelihatannya mulai terjadi problem kembali untuk kelangkaan chip semi konduktor. Ini PR besar buat pabrikan mengatasi ini at least minimize kelangkaan produksi sampai akhir tahun ini," katanya Jumat (08/10/2021).


(miq/miq)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Krisis Chip Semikonduktor Ada Lagi, Produksi Mobil Terancam!

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular