
Ada Ancaman Lebih Ngeri dari Covid-19, Ponsel Jadi Penyelamat

Jakarta, CNBC Indonesia - Bumi mendapat ancaman baru yang disebut lebih mengerikan dari Covid-19. Yakni perubahan iklim dan membuat suhu di Bumi meningkat terus menerus.
Dampak buruk itu terjadi karena ada peningkatan emisi karbon. Bahkan berdasarkan peneliti terbaru dari Amerika Serikat (AS) jika masih tidak ada perubahan, kemungkinan permukaan laut bisa tidak layak huni pada 2100 mendatang.
Namun ada cara untuk bisa membantu Bumi menghindari dari perubahan iklim. Yakni dengan tidak sering mengganti ponsel yang dimiliki saat ini.
"Smartphone paling ramah lingkungan adalah yang sudah dimiliki," kata Cole Stratton, seorang instruktur asosiasi Indian University Bloomington, dikutip CNN, Senin (4/10/2021).
"Smartphone sangat kecil dan tidak penting, kecuali Anda mempelajari rantai pasokan dan menyadari yang diperlukan untuk menciptakannya. Anda benar-benar tidak tahu merusaknya lingkungan ini".
Sebagai informasi smartphone terdiri dari bahan mentah dan logam tanah jarak (rare earth) yang diekstrak dari Bumi dalam proses insentif energi. Bahan diangkut ke pabrik lalu disempurnakan dan kerap menggunakan suhu tinggi serta energi yang signifikan dan diubah jadi komponen seperti baterai, kabel hingga logic board.
Setelah itu ditransfer ke lebih banyak pabrik untuk dirakit menjadi Perangkat lengkap sebelum akhirnya dikirim ke konsumen. Proses yang membebani lingkungan itu akan diperburuk dengan seberapa cepat sebagian besar konsumen mengganti dan membuang ponselnya.
Jadi daripada membuang, gerakan memperbaiki ponsel bisa membantu lingkungan. Salah seorang yang mendukung in adalah pendiri Apple, Steve Wozniak yang menginginkan adanya aturan pembuat perangkat merilis tools, suku cadang dan manual perbaikan yang diperlukan konsumen dapat memperbaiki perangkat di toko atau melakukannya sendiri.
Dengan memperbaiki perangkat, maka mengganti ponsel menjadi jarang dan mengurangi ketergantungan untuk proses produksi insentif sumber daya dan mengurangi limbah elektronik.
Ternyata ini juga jadi perhatian regulator. Yakni presiden AS Joe Biden, yang meminta Komisi Perdagangan Federal (FTC) mengeluarkan aturan mencegah produsen melakukan pembatasan yang menyulitkan perbaikan perangkat.
Lalu berselang satu minggu FTC berkomitmen menyelidiki pembatasan perbaikan yang mungkin ilegal di bawah aturan antitrust Federal serta perlindungan konsumen.
Menyeberang ke Eropa, regulator setempat telah berada di depan untuk hak perbaikan perangkat. Wilayah itu menerapkan aturan awal tahun ini dengan mengharuskan produsen perangkat seperti mesin cuci dan layar TV dengan suku cadang dan manual perbaikan tersedia untuk pihak ketiga bisa memperbaikinya.
Seruan kencang untuk memperbaiki ponsel juga datang dari para ilmuwan dan lembaga lain. Gay Gordon-Byrne, Direktur Eksekutif Repair Association, mengatakan konsekuensi dari tidak bisa memperbaiki barang adalah membuang lebih banyak.
"Jika kami tidak bisa memperbaiki barang-barang, konsekuensinya adalah kami membuang lebih banyak lagi. Kami tidak bisa mengatasi volume lagi, kami berenang dalam produk yang tidak bisa kami daur ulang lagi," jelasnya.
Sayangnya gerakan ini mungkin mendapat masalah baru. Sebab kebanyakan produsen perangkat mempersulit produknya untuk diperbaiki tanpa peralatan dan instruksi khusus. Akses konsumen dibatasi hanya di toko resmi agar tidak mengorbankan garansi.
Desain dari banyak ponsel saat ini juga menggunakan lem daripada skrup. Ini membuat perangkat lebih kecil dan ringan serta secara bersamaan membuat sulit untuk dibongkar dan dipasang kembali.
(roy/roy)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Ancaman Lebih Gawat dari Covid Makan Korban, Ini Buktinya