
Kabar Buruk! Ahli Temukan Lubang Ozon Membesar dari Biasanya

Jakarta, CNBC Indonesia - Tim peneliti menemukan lubang di lapisan ozon 'agak lebih besar dari biasanya'. Mereka juga menyebut sekarang ukurannya lebih besar dari Antartika.
Menurut para peneliti dari Copernicus Atmosphere Monitoring Services, lubang tahun ini membesar dengan cepat dan lebih besar 75% dari lubang ozon sejak 1979.
"Kami tidak bisa benar-benar mengatakan pada tahap ni bagaimana lubang ozon akan berkembang. Namun lubang tahun ini sangat mirip dengan 2020, dimana merupakan salah satu yang terdalam dan terlama, ditutup sekitar Natal, ini dalam catatan kami," kata Direktur lembaga tersebut, Vincent-Heri, dikutip dari The Guardian, Jumat (24/9/2021).
"Lubang ozon 2021 sekarang termasuk terbesar 5% dari catatan kami 1979, namun prosesnya masih berlangsung," tambahnya.
Dia mengatakan pihaknya akan terus melakukan pemantauan perkembangan dalam beberapa minggu ke depan. Dalam satu tahun lubang ozon besar atau kecil tidak berarti akan pulih seperti yang diharapkan.
"Namun ini pertanda membutuhkan perhatian spesial untuk diberikan dan penelitian bisa diarahkan kepada mempelajari alasan di balik lubang ozon tertentu," ungkap Vincent-Heri.
Sebagai informasi, lapisan ozon terletak di 11-40 km di atas permukaan Bumi yang berada di stratosfer. Ozon bertindak sebagai tabir surya bagi planet ini, melindunginya dari radiasi ultraviolet.
Tiap tahunnya, lubang terbentuk selama akhir musim dingin di belahan Bumi selatan. Hal ini menyebabkan reaksi penipisan ozon yang melibatkan pembentukan klorin dan bromin aktif berasal dari senyawa buatan manusia.
Para ilmuwan menyebut penipisan ozon karena gas buatan manusia bernama CFC yang pertama kali dikembangkan 1930 untuk sistem pendingin. Kemudian gas itu digunakan sebagai propelan dalam kaleng semprot aerosol.
Bahan kimia yang dihasilkan stabil dan mencapai ke stratosfer. Saat sudah sampai, gas dipecah oleh radiasi UV berenergi tinggi dan reaksi kimia berikutnya menghancurkan ozon. Sebagai tindak lanjut, CFC sudah dilarang digunakan di 197 negara seluruh dunia.
Penipisan lapisan ozon akan meningkatkan radiasi UV di permukaan Bumi, yang merusak kesehatan manusia. Efek negatifnya termasuk peningkatan jenis kanker kulit tertentu, katarak mata, dan gangguan defisiensi imun.
Radiasi UV juga mempengaruhi ekosistem terestrial dan akuatik, mengubah pertumbuhan, rantai makanan, dan siklus biokimia. Kehidupan air tepat di bawah permukaan air, dasar dari rantai makanan, sangat dipengaruhi oleh tingkat UV yang tinggi. Sinar UV juga mempengaruhi pertumbuhan tanaman, mengurangi produktivitas pertanian.
(roy/roy)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Merinding! NASA Prediksi Ada Sesuatu yang 'Telan' Bumi