Dituding Pasang Sensor di Smartphonenya, Xiaomi Jawab Begini

Rahajeng KH, CNBC Indonesia
23 September 2021 11:10
FILE - In this July 9, 2018, file photo, an advertisement for Xiaomi is displayed at a subway station in Hong Kong. The U.S. government has blacklisted Chinese smartphone maker Xiaomi Corp. and China’s third-largest national oil company for alleged military links, heaping pressure on Beijing in President Donald Trump’s last week in office. The Department of Defense added nine companies to its list of Chinese companies with military links, including Xiaomi and state-owned plane manufacturer Commercial Aircraft Corp. of China (Comac). (AP Photo/Vincent Yu, File)
Foto: Xiaomi (AP/Vincent Yu)

Jakarta, CNBC Indonesia - Produsen smartphone asal China, Xiaomi Corp menyatakan perangkatnya tidak menyensor komunikasi penggunanya. Pernyataan ini menanggapi himbauan Kementerian Pertahanan Lithuania kepada warganya untuk tidak menggunakan dan membuang ponsel dari China, dan menyebut Xiaomi, karena adanya fitur sensor.

Pusat Keamanan Siber Nasional dalam sebuah laporan menyebutkan kemampuan sensor dalam perangkat lunak ponsel Xiaomi Mi 10T 5G telah dimatikan untuk wilayah Uni Eropa, tetapi dapat dihidupkan dari jarak jauh kapan saja. Dalam sebuah pernyataan dari Juru Bicara Xiaomi menegaskan perangkatnya tidak menyensor komunikasi penggunanya.

"Xiaomi tidak pernah dan tidak akan pernah membatasi atau memblokir perilaku pribadi pengguna smartphone kami, seperti mencari, menelepon, menjelajah web, atau penggunaan perangkat lunak komunikasi pihak ketiga," kata Juru Bicara Xiaomi dilansir dari Reuters, Kamis (23/9/2021).

"Xiaomi sepenuhnya menghormati dan melindungi hak hukum semua pengguna," tambahnya.

Laporan National Cyber Centre juga mengatakan ponsel Xiaomi mengirim data penggunaan ponsel terenkripsi ke server di Singapura, yang bisa jadi bertentangan dengan peraturan data Eropa. Menanggapi hal ini, Juru bicara Xiaomi mengatakan pihaknya mematuhi Peraturan Perlindungan Data Umum Uni Eropa.

Wakil Menteri Pertahanan Margiris Abukevicius mengatakan pihaknya membagikan laporan tersebut dengan pejabat keamanan dari negara-negara Uni Eropa lainnya dan Amerika Serikat. Menurut laporan itu, istilah-istilah yang berpotensi disensor oleh aplikasi sistem telepon Xiaomi, seperti browser internet default, termasuk "Free Tibet", "Hidup kemerdekaan Taiwan" dan "gerakan demokrasi".

Penasihat keamanan nasional Presiden AS Joe Biden, Jake Sullivan berbicara dengan Perdana Menteri Lithuania Ingrida Simonyte pekan lalu dan menekankan dukungan untuk negaranya dalam menghadapi tekanan dari China.

Baru-baru ini hubungan antara Lithuania dan China memburuk, dan berujung tuntutan untuk menarik duta besar Lithuania dari Beijing. China juga mengatakan akan memanggil kembali utusannya ke Vilnius setelah Taiwan mengumumkan bahwa misinya di Lithuania akan disebut Kantor Perwakilan Taiwan.

Adapun misi Taiwan di Eropa dan Amerika Serikat menggunakan nama kota Taipei, menghindari referensi ke pulau tersebut, yang diklaim China sebagai wilayahnya sendiri.


(rah/rah)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Negara Ini Imbau Warga Buang HP China, Sebut-sebut Xiaomi

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular