Perusahaan Singapura Ini Siap Ramaikan Pasar Fintech RI

Chandra Gian Asmara, CNBC Indonesia
10 September 2021 14:50
Detik.com
Foto: Detik.com

Jakarta, CNBC Indonesia - Jenfi, perusahaan fintech asal Singapura meraup pendanaan Seri A sebesar US$ 6.3 juta atau setara Rp 89 miliar yang dipimpin oleh Monk's Hill Ventures, Golden Equator Ventures and Korea Investment Partners (via the GEC-KIP Fund), 8VC, ICU Ventures and Taurus Ventures.

Mengutip keterangan tertulis perusahaan, Jumat (10/9/2021), Dana Series A ini akan digunakan untuk pengembangan produk, akuisisi konsumen dan ekspansi pasar di Asia Tenggara termasuk ke Indonesia.

Co Founder & CEO Jenfi, Jeffrey Liu mengemukakan saat ini perusahaan masih menanti berakhirnya moratorium pendaftaran fintech peer-to-peer lending (P2P) baru yang diberlakukan Otoritas Jasa Keuangan (OJK).

"Layanan pembiayaan Jenfi yang menyasar UKM di Asia Tenggara khususnya UKM yang telah go digital dan karenanya terhubung dalam ekosistem digital," kata Jeffrey.

Jeffrey menjelaskan, ada tiga hal utama yang membedakan pembiayaan UKM Jenfi dengan pinjaman UKM umumnya dari perusahaan fintech peer-to-peer lending lainnya di Indonesia.

"Pertama, pembiayaan UKM melalui platform dikhususkan penggunaan dananya untuk membiayai kegiatan pemasaran seperti digital marketing dan pembiayaan inventaris guna mendukung kinerja penjualan setiap peminjam UKM," katanya,

Kedua, pinjaman akan dibayarkan dengan skema bagi hasil dari keuntungan yang diperoleh dari penjualan bulanan UKM yang dimaksud. Artinya, perusahaan hanya mengambil persentase yang minim.

"Di Asia Tenggara, tidak banyak perusahaan yang menyediakan solusi pembiayaan serupa," jelasnya.

Terakhir, Jenfi diklaim memiliki nilai tambah berupa fitur analitis terotomasi yang dapat digunakan UKM untuk meningkatkan efisiensi penjualan online dan digital marketing mereka.

Fitur ini nantinya dapat memberitahu UKM peminjam mengenai kesempatan untuk mengiklankan produknya pada Google Ads yang berpotensi meningkatkan penjualan mereka.

Berdasarkan data Bank Indonesia (BI), sebanyak 87,5% UMKM terdampak pandemi Covid-19. Dari jumlah ini, sekitar 93,2% di antaranya terdampak negatif di sisi penjualan.

Hingga saat ini, Jenfi telah membantu pembiayaan lebih dari seratus UKM di Asia Tenggara yang meliputi model bisnis B2B dan layanan software di Singapura, Malaysia dan Vietnam, seperti antara lain, Tier One Entertainment, Pay With Split, and Homebase.

Menurut Jeffrey, model bisnis perusahaan telah sejalan dengan kearifan lokal, nilai sosial dan budaya di Indonesia yang dikenal dengan istilah "Gotong Royong.

"Cukup sering ditemukan, layanan fintech lending bagi UKM akan menagih cicilan pinjaman dari UKM tanpa mempedulikan keuntungan atau kerugian mereka, pokoknya harus dibayar sesuai jadwal," katanya,

"Jika tidak bisa, maka dikenakan denda atau bunga keterlambatan dan jalan satu-satunya jika tetap macet adalah restrukturisasi, yang mungkin masih tetap memberatkan UKM selaku peminjam," jelasnya.


(cha/cha)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Mahfud Bilang Jangan Bayar Pinjol Ilegal, Ini Reaksi Fintech

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular