Usai WhatsApp & Apple, Bos Telegram Serang Netflix dan TikTok

Novina Putri Bestari, CNBC Indonesia
Jumat, 10/09/2021 15:05 WIB
Foto: Bos Telegram Pavel Durov (Instagram/Durov)

Jakarta, CNBC Indonesia - Netflix dan Tiktok mungkin jadi platform yang banyak digunakan saat ini untuk mengisi waktu senggang. Namun ternyata kedua aplikasi itu dinilai buruk bagi otak manusia.

Dalam sebuah unggahan di Telegramnya, pendiri Pavel Durov terang-terangan menyindir Netflix dan Tiktok. Dia menyebut orang lebih suka mengonsumsi informasi dari dua platform tersebut.

"Sangat disayangkan bahwa orang lebih suka memberi makan pikiran mereka tidak dengan peristiwa di kehidupan nyata yang memungkinkan untuk mengubah dunia, namun dengan seri Netflix atau video acak dari Tiktok," jelas Pavel, dikutip Enterpreneur, Jumat (10/9/2021).


Dia mengawali unggahan itu berbicara mengenai pikiran merupakan alat manusia yang paling kuat. Lalu Pavel mengutip banyak penelitian menyebutkan otak menghasilkan solusi masalah bahkan saat sedang beristirahat.

Namun fungsi itu tidak akan bisa terlihat bila manusia mengonsumsi Netflix dan Tiktok. Sebab pikiran manusia bertanggung jawab menyelesaikan masalah yang tidak ada.

Menurut Pavel Durov, otak manusia tidak bisa membedakan antara fiksi dan kenyataan. Jadi kebanyakan hiburan tersebut membuat pikiran bawah sadar sibuk menghasilkan solusi yang tidak ada.

"Pada level lebih dalam, otak kita tidak bisa membedakan fiksi dan realitas, jadi banyak hiburan digital membuat pikiran kita sibuk menghasilkan dilusi untuk masalah yang tidak ada," ucapnya dalam publikasi.

Lalu bagaimana keluar dari masalah ini? Yakni berhenti untuk mengonsumsinya. Pria berusia 36 tahun itu menyebut untuk menjadi kreatif harus menghapus konten-konten tersebut.

Dia mengatakan harus menghapus dari pikiran "lumpur lengket dari konten yang tidak relevan dengan rekomendasi algoritma' yang membanjirinya tiap hari".

Pavel menambahkan untuk bisa lebih kreatif, kita semua harus mengambil kontrol pada pikiran sendiri. "Jika ingin merebut kebebasan kreatif, pertama-tama harus mengambil lagi kontrol atas pikiran kita," ungkapnya.


(roy/roy)
Saksikan video di bawah ini:

Video: Trump Perpanjang Batas Waktu ByteDance Divestasi TikTok di AS