Ekonomi RI Dibuka Bertahap, Ahli UI Ingatkan Masalah Ini

Novina Putri Bestari, CNBC Indonesia
30 August 2021 20:44
Warga menunggu kedatangan kereta api di Stasiun Manggarai, Jakarta, Selasa (26/5). Usai libur Hari Raya Idulfitri 1441 H sejumlah pekerja sudah terlihat masuk. Pemerintah telah mengambil keputusan untuk menggeser cuti bersama Lebaran 2020 akibat wabah virus corona (Covid-19). Dengan begitu, jadwal libur hari raya hanya berlaku sampai H+1 Lebaran atau pada pada 25 Mei 2020, termasuk untuk Pegawai Negeri Sipil (PNS). Pantauan CNBC Indonesia  penerapan normal yang baru atau new normal terlihat diberlakukan di sarana transportasi umum guna menunjang aktivitas warga yang bekerja di tengah pandemi virus Corona baru (COVID-19). Untuk diketahui, panduan bekerja di situasi new normal tertuang dalam Keputusan Menteri Kesehatan Nomor HK.01.07/MENKES/328/2020 tentang Panduan Pencegahan dan Pengendalian COVID-19 di Tempat Kerja Perkantoran dan Industri dalam Mendukung Keberlangsungan Usaha pada Situasi Pandemi. (CNBC Indonesia/ Muhammad Sabki)
Foto: Suasana Stasiun Manggarai, Jakarta, Selasa (26/5). (CNBC Indonesia/ Muhammad Sabki)

Jakarta, CNBC Indonesia - Pemerintah sudah mulai membuka secara bertahap kegiatan ekonomi yang dimulai dari pusat perbelanjaan atau mal seiring kesuksesan PPKM menurunkan kasus Covid-19 di Indonesia. Namun sudah idealkah kondisi sekarang?

Menurut Epidemiologi UI Pandu Riono, kondisi saat ini kurang ideal. Pasalnya cakupan vaksinasi Covid-19 hanya terdapat di ibu kota saja.

"Belum ideal, karena kalau melihat cakupan vaksinasi itu tinggi hanya penduduk Jakarta," kata Pandu Riono dalam program Evening Up CNBC Indonesia, Senin (30/8/2021).

Namun diharapkan bukan hanya warga Jakarta saja yang divaksinasi. Namun semua orang yang melakukan aktivitas Jakarta tapi bukan penduduk ibukota juga harus mendapatkan vaksin Covid-19. Dia menuturkan harapan itu butuh dibantu termasuk dari pihak swasta untuk mengejar cakupan vaksinasi tinggi.

"Kita ingin semua orang yang beraktivitas di Jakarta baik bukan penduduk Jakarta harus sudah divaksinasi. Ini butuh bantuan dari teman-teman swasta, masyarakat lain. Supaya mengejar cakupan vaksinasi yang lebih tinggi," jelasnya.

Jika wilayah di sekitar Jakarta cakupan vaksinasi masih rendah akan berpengaruh ke wilayah ibukota. Dia menyebutkan jumlah penduduk yang beraktivitas bisa 2-3 kali penduduk resmi Jakarta, dan inilah yang akan menyulitkan.

Mobilisasi penduduk pagi dan sore hari yang harus diwaspadai. "Mobilisasi pagi dan sore itu yang harus diwaspadai, karena tanpa vaksinasi Jakarta 100% tapi di luar Jakarta masih rendah ikut menuliskan karena beraktivitas di DKI," jelasnya.

Pandu mengingatkan meski vaksinasi di Jakarta sudah tinggi, pelayanan vaksinasi tetap harus berjalan. Pemerintah DKI membantu program tersebut bagi penduduk yang beraktivitas di Jakarta.

Hal yang sama juga dilakukan di Jabodetabek. Dengan begitu wilayah aglomerasi serempak mendapatkan cakupan vaksinasi yang sama tinggi.

"Akan lebih aman kalau semuanya dalam satuan gerakan yang sama," ungkap Pandu.


(roy/roy)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Jokowi Sudah Boleh kan Belajar Tatap Muka, Berani Bunda?

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular