Varian Delta Ganas, Herd Immunity Diprediksi Sulit Tercapai

Novina Putri Bestari, CNBC Indonesia
Rabu, 11/08/2021 13:20 WIB
Foto: Infografis/Pakai Masker Yang Benar! Cegah Varian Delta dengan Masker Double

Jakarta, CNBC Indonesia - Herd immunity (kekebalan komunal) terhadap Covid-19 kemungkinan tidak bisa tercapai. Hal ini karena corona varian Delta masih beredar dan menginfeksi banyak orang.

Herd immunity terjadi di mana 70% anggota kelompok sudah kebal terhadap sebuah virus. Hal ini berdampak terhadap terkendalinya penularan sebuah virus pada suatu kelompok.

Profesor Sir Andrew Pollard, Kepala Kelompok Vaksin Oxford, menyebutkan meski 95% vaksinasi menghentikan penularan campak, hal yang sama tidak berlaku untuk Covid-19.


Menurutnya 'siapapun yang masih belum divaksinasi dalam beberapa titik akan bertemu dengan virus'. Sementara itu meski vaksin bisa memperlambat penyebaran virus Covid-19, varian Delta sangat menular dan vaksin tidak akan menahannya sama sekali.

"Kami tahu dengan sangat jelas dengan virus corona bahwa varian saat ini, varian Delta masih akan menginfeksi orang yang telah disuntik vaksin dan itu berarti siapapun yang masih belum divaksinasi pada titik tertentu akan terkena virus [Covid-19]," kata Sir Andrew, dikutip Sky News, Rabu (11/8/2021).

"Saya pikir kita ada di situasi, dengan varian saat ini (varian delta), di mana kekebalan kelompok (herd immunity) tidak mungkin karena masih menginfeksi individu yang telah divaksin," tambahnya.

Setelah varian Delta, kemungkinan akan ada Varian yang lebih ganas saat bertransmisi pada populasi yang telah mendapatkan vaksin. Jadi akan lebih banyak alasan untuk tidak membuat program vaksin seputar herd immunity," ungkap Sir Andrew.

Namun, dia menyatakan kemungkinan akan ada peningkatan kepercayaan soal situasi virus corona di Inggris. Menurutnya enam bulan ke depan jadi fase konsolidasi dan dalam peralihan dari epidemi menjadi endemik, yakni hidup dengan Covid-19.

Namun menjadi endemik tidak membuat masyarakat hidup dan bertahan dengan virus. Sir Andrew mengatakan masih harus melakukan pengelolaan pasien yang tidak sehat.

"Bukan berarti kita hidup dengan itu dan bertahan dengan itu, kita masih harus mengelola kasus pasien yang sakit karena hal itu [Covid-19]," kata dia.

Di Inggris sendiri, baru saja melaporkan kasus kematian Covid-19 harian tertinggi sejak Maret lalu. Laman Sky News pada Selasa (10/8/2021), melaporkan terdapat 23.510 kasus baru dan 146 tambahan kasus kematian dalam satu hari.

Angka itu naik dari hari sebelumnya yakni 25.161 kasus serta 37 kematian pada Senin lalu. Sementara Selasa sebelumnya terdapat 21.691 kasus dan 138 kematian.

Jumlah kemarin itu menjadi yang tertinggi sejak 175 kasus yang dilaporkan pada 12 Maret lalu. Sementara sejak pandemi mulai, Inggris melaporkan ada 130.503 yang meninggal selama 28 hari setelah tes positif.


(roy/roy)
Saksikan video di bawah ini:

Video: Adopsi Teknologi Tinggi, Infrastruktur Digital Makin Diperkuat