Tak Mau Kalah dari China, Inggris Garap 'Matahari Buatan'

Novina Putri Bestari, CNBC Indonesia
03 August 2021 15:05
In this photo released by China's official Xinhua news agency, a scientist debugs the Experimental Advanced Superconducting Tokamak (EAST) in the Institute of Plasma Physics of Chinese Academy of Sciences in Hefei, east China, on Thursday September 28, 2006. Scientists on Thursday carried out China's first successful test of an experimental fusion reactor, powered by the process that fuels the sun, a research institute spokeswoman said. China, the United States and other governments are pursuing fusion research in hopes that it could become a clean, potentially limitless energy source. Fusion produces little radioactive waste, unlike fission, which powers conventional nuclear reactors. (AP Photo/Xinhua, Cheng Li)
Foto: AP/CHENG LI

Jakarta, CNBC Indonesia - China diketahui sudah mengerjakan matahari buatannya (fusi nuklir) dan pengembangannya masih berlanjut terus. Seakan tak mau kalah sebuah startup teknologi asal Inggris juga ingin membuat hal sama.

Tim ilmuwan di Tokamak Energy merupakan bagian dari tim ahli terkemuka dunia yang mencoba menciptakan kembali fusi nuklir, proses membuat bintang terbakar. Ini adalah fusi dua atom hidrogen menjadi satu.

Pendiri dan wakil ketua Tokamak Energy, David Kingham meyakini temuan pihaknya bisa dicapai beberapa bulan lagi. Yakni saat plasma bisa mencapai 100 derajat celcius atau enam kali lebih panas dari matahari.

Kingham juga mengatakan perusahaannya dapat menyediakan pembangkit listrik fusi nuklir komersial pertama pada akhir 2030-an mendatang.

Tidak seperti reaktor fusi nuklir konvensional, dimana energi dilepaskan dengan membelah atom uranium, pembangkit listrik tidak akan meleleh. Misalnya seperti dalam drama TV soal bencana Chernobyl tahun 1986.

Saat itu diceritakan, ada gumpalan radioaktif yang dilepaskan dan membuat lingkungan sekitarnya tidak aman untuk ditinggal manusia selama beberapa dekade.

Sementara itu, reaktor fusi yang tidak berfungsi berubah menjadi dingin karena proses fusi gagal. Selain juga bahan bakar reaktor fusi tidak akan habis dan sangat murah sebab bahan bakunya hidrogen didapatkan dari air laut.

Proyek matahari buatan ini juga memiliki banyak manfaat pada lingkungan, dikutip Daily Mail, Selasa (3/8/2021).

Misalnya pembakaran internal dan gas rumah kaca berbahaya tidak terjadi lagi. Selain itu versi lebih kecil bisa digunakan untuk mengerjakan pesawat dan kapal kontainer yang mengurangi sumber utama emisi CO2 lain.

Ditemukan tim Otoritas Energi Atom Inggris, panas yang dihasilkan reaktor fusi bisa diserap perangkat disebut divertor. Nantinya akan memanaskan uap untuk menggerakkan turbin jadi menghasilkan listrik yang menggerakkan listrik.

Listrik pada fusi ini sebenarnya tidak nol karbon. Namun tidak seperti yang berbasis angin serta panel surya, temuan ini kebal pada perubahan cuaca.


(roy/roy)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Apa Kabar Matahari Buatan China yang Hebohkan Dunia?

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular