Corona Varian Delta Menyebar Cepat Seperti Kebakaran Hutan

Thea Fathanah Arbar, CNBC Indonesia
02 August 2021 19:21
cdc as. (Dok: CGTN)
Foto: cdc as. (Dok: CGTN)

Jakarta, CNBC Indonesia - Gelombang baru infeksi Covid-19 yang dipicu oleh virus corona varian delta membuat menderita banyak negara di seluruh dunia. Kini para ahli penyakit berusaha keras mempelajari varian yang pertama kali diidentifikasi di India dan kini mendominasi dunia.

Laporan internal Pusat Pengendalian dan Pencegahan Penyakit (CDC) Amerika Serikat (AS) pada Jumat (30/7/2021) memperingatkan bahwa varian delta "kemungkinan lebih parah" daripada versi virus sebelumnya.

CDC mengutip penelitian di Kanada, Singapura, dan Skotlandia yang menunjukkan peluang orang terinfeksi varian delta lebih besar untuk dirawat di rumah sakit, dibandingkan dengan orang yang terinfeksi varian corona sebelumnya.

Tak hanya itu, CDC mengatakan varian delta menular seperti cacar air dan jauh lebih menular daripada pilek atau flu biasa.

Sementara Dr. Gregory Poland, pakar penyakit menular di Mayo Clinic, mengatakan individu yang sudah divaksinasi dan dinyatakan sehat hanya akan mengalami penyakit tanpa gejala atau penyakit ringan jika terpapar virus varian ini.

Namun, virus ini meningkatkan penyakit parah, terutama di daerah di mana tingkat vaksinasi rendah, membebani pekerjaan tenaga kesehatan (nakes) yang berada di garis depan.

"Ini seperti api, ini bukan api unggun yang membara. Ini adalah api yang menyala-nyala (seperti kebakaran hutan) sekarang," kata Dr. Michelle Barron, direktur medis senior pencegahan dan pengendalian infeksi di UCHealth Colorado, dikutip dari Reuters.

Penelitian dari China menunjukkan bahwa varian Delta bereplikasi lebih cepat dan menghasilkan 1.000 kali lebih banyak virus di dalam tubuh dibandingkan dengan strain asli. Barron mengatakan ini menjadi bahaya terbesar dari gelombang baru pandemi.

"Sulit untuk mengatakan apakah mereka lebih sakit karena varian Delta atau apakah mereka akan lebih sakit lagi," katanya.

Dokter lain mengatakan pasien yang terinfeksi delta tampaknya menjadi lebih cepat sakit, dan dalam beberapa kasus dengan gejala yang lebih parah, dibandingkan pasien yang dirawat di awal pandemi.

Kini sudah ada total lebih dari 199 juta orang di dunia yang terinfeksi virus corona dan lebih dari 4,2 orang meninggal akibat terpapar penyakit ini, menurut data Worldometers per Senin (2/8/2021).


(roy/roy)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Riset Singapura: Vaksin Covid Efektif 69% Lawan Varian Delta

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular