Ampuhkah Vaksin Sinopharm Lawan Varian Delta? Ini Risetnya
Jakarta, CNBC Indonesia - Pada penelitian terbaru melihat respon antibodi Sinopharm pada Covid-19 varian Delta. Sayangnya terungkap antibodi melemah menghadapi varian paling menular itu.
Studi ini dilakukan oleh ilmuwan dari Universitas Sri Jayewardenepura dan Dewan Kora Kolombo di Sri Lanka, serta Universitas Oxford di Inggris. Penelitian ini mengambil sampel dari orang-orang di Sri Lanka.
Penerima vaksin BBIBP-CorV Sinopharm ternyata berkurang 1,38 kali lipat pada varian Delta dibandingkan virus corona versi Wuhan, dikutip dari Reuters, Jumat (23/7/2021).
Varian Delta pertama kali ditemukan di India tahun lalu. Lalu varian menyebar secara cepat di banyak negara dan menyebabkan lonjakan kasus.
Indonesia jadi salah satu negara yang mengalami lonjakan kasus akibat varian Delta. Selain itu ada juga Inggris, Amerika Serikat dan Korea Selatan, serta varian Delta telah terdeteksi di lebih 90 negara seluruh dunia.
Indonesia juga diketahui menggunakan vaksin Sinopharm dalam program Vaksinasi Gotong Royong. Vaksin ini digunakan dengan dua kali suntikan.
Selain itu Sinopharm juga setuju menyediakan 170 juta dosis bagi skema global Covax hingga pertengahan tahun depan.
Selain menunjukkan pelemahan respons pada varian Delta, studi itu juga menemukan Sinopharm juga menunjukkan penurunan 10 kali lipat pada tingkat antibodi terhadap varian Beta. Varian tersebut pertama kali ditemukan di Afrika Selatan.
Menurut tim peneliti, tidak dapat menemukan perbedaan signifikan pada tingkat antibodi terhadap dua varian dari serum darah orang yang divaksinasi atau terinfeksi secara alami.
Ini menunjukkan Sinopharm kemungkinan bisa menginduksi respon antibodi terhadap dua varian dengan tingkat yang terlihat setelah infeksi alami.
(roy/roy)