Peneliti Temukan Antibodi Super Buat Lawan Varian Virus Covid

Roy Franedya, CNBC Indonesia
15 July 2021 11:45
Infografis/Varian 'Raja' Virus Corona B1351 Patut Diwaspadai/Aristya Rahadian
Foto: Infografis/Varian 'Raja' Virus Corona B1351 Patut Diwaspadai

Jakarta, CNBC Indonesia - Para ilmuwan telah menemukan antibodi yang tidak hanya mampu melawan virus Covid-19 varian baru tetapi juga varian aslinya. Penemuan ini dapat membantu penelitian guna mengembangkan perawatan dan vaksin yang luas.

Tyler Starr, seorang ahli biokimia di Fred Hutchinson Cancer Research Center di Seattle, Washington, dan rekan penulisnya mulai menjelaskan masalah yang dihadapi antibodi dalam perawatan Covid-19: beberapa varian SARS-CoV-2 (Covid-19) telah bermutasi yang memungkinkan virus lolos dari antibodi.

Para peneliti memeriksa 12 antibodi yang diisolasi dari orang yang telah pulih dari Covid-19 oleh Vir Biotechnology, sebuah perusahaan yang berbasis di San Francisco, California, yang terlibat dalam penelitian tersebut.

Antibodi tersebut menempel pada fragmen protein virus yang mengikat reseptor pada sel manusia. Banyak terapi antibodi untuk infeksi SARS-CoV-2 mengambil fragmen protein yang sama, yang disebut domain pengikatan reseptor.

Para peneliti menyusun daftar ribuan mutasi dalam domain pengikatan beberapa varian SARS-CoV-2. Mereka juga membuat katalog mutasi dalam domain pengikatan pada lusinan virus corona mirip SARS-CoV-2 yang termasuk dalam kelompok yang disebut sarbecovirus. Akhirnya, mereka menilai bagaimana semua mutasi ini memengaruhi kemampuan 12 antibodi untuk menempel pada domain pengikatan.

Satu antibodi, S2H97, menonjol karena kemampuannya untuk mematuhi domain pengikatan semua sarbecovirus yang diuji oleh para peneliti. S2H97, yang penulis sebut sebagai antibodi pan-sarbecovirus, mampu mencegah berbagai varian SARS-CoV-2 dan sarbecovirus lainnya menyebar di antara sel-sel yang tumbuh di laboratorium. Itu juga cukup kuat untuk melindungi hamster dari infeksi SARS-CoV-2.

"Itu antibodi paling keren yang kami jelaskan," tulis Tyler Starr, seperti dilansir CNBC Indonesia dari Jurnal ilmiah Nature, Kamis (15/7/2021).



Pemeriksaan lebih dekat terhadap struktur molekul S2H97 mengungkapkan bahwa antibodi ini menargetkan wilayah yang sebelumnya tidak terlihat dan tersembunyi dengan baik pada domain pengikatan.

Tyler Starr mencatat bahwa molekul yang menargetkan wilayah domain pengikatan ini dapat menghasilkan perlindungan terhadap banyak virus, dan suatu hari nanti mungkin digunakan dalam vaksin pan-sarbecovirus.

11 antibodi lainnya dapat menargetkan berbagai virus, tetapi semakin efektif antibodi memblokir masuknya strain SARS-CoV-2 yang paling awal diketahui ke dalam sel, semakin kecil kisaran virus yang dapat diikatnya.

Tim juga menemukan bahwa antibodi yang dapat menonaktifkan berbagai macam virus menargetkan bagian dari domain pengikatan yang cenderung tidak berubah saat virus berevolusi.

Ini adalah kabar baik bahwa tim telah mengidentifikasi antibodi yang dapat mengikat berbagai sarbecovirus, kata Arinjay Banerjee, ahli virologi di University of Saskatchewan di Saskatoon, Kanada.

"Pertanyaan terbesar yang tersisa adalah, bagaimana dengan virus yang belum kita ketahui keberadaannya?" ungkap Arinjay.

Meskipun para ilmuwan tidak dapat menguji aktivitas antibodi terhadap virus yang tidak diketahui, Arinjay Banerjee menambahkan, perawatan dan vaksin pan-sarbecovirus akan membantu mempersiapkan dunia untuk melawan virus corona berikutnya yang melompat dari satwa liar ke manusia.

Pages

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular