Jangan Sembarang Install Aplikasi Oximeter Atau Dirampok
Jakarta, CNBC Indonesia - Kejahatan siber tak pernah berhenti bahkan saat pandemi sekarang ini. Bahkan ada yang mencuri data dari aplikasi oksimeter.
Di saat oksigen yang sedang langka, muncul aplikasi mobile yang diklaim bisa menjadi alat pengukur saturasi oksigen. Aplikasi akan meminta pengguna menempelkan sidik jari ke ponselnya.
Namun ternyata aplikasi yang beredar itu palsu. Bukan mengukur saturasi oksigen, aplikasi akan melakukan pencurian data.
Hal ini dikatakan oleh Dosen ITB, Budi Rahardjo. Dia mengatakan, aplikasi palsu itu parahnya mencuri sidik jari para penggunanya.
"Jadi aplikasi itu bukan oximeter tetapi aplikasi fake di mana sidik jari kita dicuri, ditempel di kamera," kata Budi Rahardjo dalam Talks how Ancaman Multidimensi Serangan Siber Era Pandemi dikutip dari kanal Youtube Lapan RI, Rabu (14/7/2021).
Dia mengatakan jika kejadian ini baru ditemukan di India. Budi mengatakan jika warga India sangat banyak yang mampu membuat aplikasi.
Sayangnya ini menjadi masalah karena saat aplikasi yang palsu muncul dan diblokir, nantinya akan bisa muncul lagi.
"Karena orang India pintar-pintar membuat aplikasi, aplikasi ini pabalatak, banyak sekali. Tutup lagi muncul lagi, tutup lagi muncul lagi," kata Budi.
Meski kejadian ini baru di India, namun Budi tak menutup kemungkinan terjadi hal yang sama di Indonesia. Walaupun menurutnya akan dimulai sedikit ketinggalan dari wilayah lain.
Namun dia tetap berharap masalah aplikasi Oximeter palsu ini tidak akan pernah masuk ke Indonesia. "Mudah-mudahan tidak masuk ke Indonesia. Mudah-mudahan orang Indonesia cepat sadar yang gini tuh banyak masalah," ungkapnya.
(roy/roy)