
3 Fakta yang Menunjukan Ganasnya Varian Baru Covid-19

Jakarta, CNBC Indonesia- Meskipun kerap dinyatakan bahwa Covid-19 varian baru Covid-19 tidak lebih ganas dibandingkan dengan varian asal, namun data menunjukkan sebaliknya.
Varian baru, termasuk varian Delta yang banyak menyebar di India, tak hanya menyebabkan penularan yang lebih cepat namun membuat rasio orang sakit bergejala menjadi lebih banyak, hingga menyerang anak muda yang sebelumnya lebih tahan terhadap penyakit mematikan ini.
Fakta pertama, bahwa kondisi lonjakan kasus Covid-19 di Indonesia pada pekan-pekan terakhir merupakan penambahan kasus yang tercepat sejak pandemi. Dalam 14 hari terakhir, rata-rata pasien positif bertambah 10.101 orang per hari. Melonjak dibandingkan rerata 14 hari sebelumnya yakni 5.850 orang setiap harinya.
Laju pertumbuhan kasus pun semakin cepat. Selama dua pekan terakhir, rata-rata penambahan pasien baru adalah 0,52% per hari. Jauh lebih cepat ketimbang rerata dua minggu sebelumnya yaitu 0,32% saban harinya.
Awalnya, butuh 332 hari untuk menembus satu juta kasus. Rata-rata perlu waktu 34,2 hari untuk setiap kelipatan 100.000. Dari angka satu juta menjadi dua juta kasus butuh waktu yang jauh lebih singkat yaitu 156 hari. Rata-rata perlu waktu 15,6 hari untuk mencapai setiap kelipatan 100,000.
Ini menunjukkan virus corona menyebar semakin luas dan cepat. Corona menggila di Indonesia.
Fakta kedua, bila mengaca pada data corona.jakarta.go.id per kemarin, Selasa (23/6/2021) bahwa ada 16.241 kasus aktif di DKI Jakarta yang bergejala dan membutuhkan perawatan. Jumlah ini setara dengan 50,5% kasus aktif di DKI Jakarta.
Sementara itu, hanya 6.351 orang atau 19.7% yang merupakan orang tanpa gejala atau OTG. Sementara sisanya 9.599 orang atau 29,8% belum diketahui memiliki gejala atau tidak.
Hal ini berbeda dengan kondisi Covid-19 sebelumnya yang diyakini hanya 30% dari total kasus aktif yang membutuhkan perawatan.
"Jadi sebetulnya dalam menghitung kapasitas ruangan di Rumah Sakit untuk pasien yakni 30% dari kasus aktif dan 30% dari kasus tersebut membutuhkan perawatan di rumah sakit," kata Menteri Kesehatan Budi Gunadi Sadikin pada Januari 2021 lalu.
Peningkatan kasus Covid-19 yang bergejala di Jakarta membuat tingkat keterisian (bed occupancy ratio/BOR) RS di DKI Jakarta telah menembus 90%. Hal ini menimbulkan kekhawatiran bahwa banyak pasien yang tidak bisa ditangani.
Fakta ketiga, bahwa varian baru yang ada saat ini dinilai banyak menyerang anak muda dan anak-anak. Ini berbeda dengan varian sebelumnya yang lebih rentan terhadap lanjut usia.
"Varian delta ini justru sekarang banyak menularkan ke yang masih muda-muda. Mereka langsung datang ke fasilitas kesehatan dalam kondisi yang berat," ujar Ketua Umum PB IDI Daeng Muhammad Faqih, pekan lalu.
Menurutnya, hal ini bisa terjadi karena usia muda sering mengesampingkan gejala-gejala penyakit yang bersifat ringan. Padahal, dengan adanya mutasi, varian delta memiliki kecenderungan perburukan gejala yang lebih cepat.
(dob/dob)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Covid-19 Belum Kelar, Ilmuwan Warning Virus Baru dari Rusia!