
Geger Terawan Klaim Vaksin Nusantara Lagi Dibicarakan Dunia

Jakarta, CNBC Indonesia - Mantan Menteri Kesehatan Letnan Jenderal TNI (Purn) dr. Terawan Agus Putranto menghadiri webinar internasional bertajuk Perang Biologis Pandemi Covid-19: Lessons Learned and Efforts to Reinforce Health Security to Accelerate Covid-19 yang disiarkan kanal Youtube RSPAD Gatot Soebroto, Selasa (25/5/2021).
Dalam kesempatan itu, Terawan mengaku sangat senang karena RSPAD Gatot Soebroto sebagai rumah sakit kepresidenan mampu menunjukkan jati diri dalam pengembangan ilmu pengetahuan, khususnya membuat dendritic cell vaccine immunotherapy atau Vaksin Nusantara.
"Sekarang di seluruh dunia sedang membicarakannya, termasuk terakhir dari New York dan sebagainya, karena sudah terbit jurnal PubMed. Itu isinya adalah dendritic cell vaccine immunotherapy atau Vaksin Nusantara, the begining of the end cancer and Covid-19," ujar Terawan.
"Artinya apa? Dunia sepakat punya hipotesis bahwa yang menyelesaikan hal ini termasuk Covid-19 adalah dendritic cell vaccine immunotherapy atau Vaksin Nusantara," lanjutnya.
Artikel yang dimaksud berjudul "Dendritic Cell Vaccine Immunotherapy: the beginning of the end of cancer and COVID-19, A hypothesis". Jurnal itu ditulis oleh sejumlah peneliti, salah satunya adalah Amal Kamal Abdel-Aziz dari Department of Experimental Oncology, European Institute of IRCCS, Milan, Italia.
Inisiator Vaksin Nusantara itu pun kembali menekankan kalau vaksin itu aman.
"Itu sangat safety karena kita sudah lama berkecimpung dalam pembuatan dendritic cell vaccine immunotherapy itu, dengan tim dokter Nyoto selaku moderator, bersama-sama dengan kita sudah mengembangkannya jauh-jauh hari untuk penanganan kanker," kata Terawan.
"Kita hanya mengubah antigennya menjadi antigen artifisial atau antigen rekombinan Covid-19. Artinya apa? Artinya kita bisa menyesuaikan kapan saja. Mau mutasi kayak apa bisa kita sesuaikan. Dampaknya apa? Ketahanan kesehatan nasional menghadapi pandemi ini bisa kita atasi dengan membuat imunitas yang baik buat setiap warga negara," lanjutnya.
Mantan Kepala RSPAD itu mengungkapkan sejumlah kalangan selalu berpikir Vaksin Nusantara diproduksi massal. Menurut Terawan, hal itu tidaklah sulit.
"Urusan massal itu simpel sekali. Itu urusan inovasi yang akan gampang sekali kita buat apalagi tadi moderator juga mengatakan sangat simpel buatnya, sangat sederhana buatnya, penyimpanannya juga tidak membutuhkan inkubator yang khusus, yang sangat simpel, kalau secara teknis apa yang sudah dikemukakan juga oleh pembicara adalah begitu simpelnya teknologi ini," ujarnya.
Yang paling penting, kata Terawan, adalah hasil penelitian terkait Vaksin Nusantara dipublikasikan untuk menjadi bukti. Itu adalah kuncinya.
"Tidak usah berdebat di bidang seolah-olah ini vaksinnya kayak apa itu nggak penting. Nama itu juga sudah dunia katakan dendritic cell vaccine immunotherapy. Kalau kita menyebutnya yang gampang di Indonesia ya Vaksin Nusantara. Dan itu betul-betul karya yang memang sudah di-real test oleh TNI AD, khususnya RSPAD," kata Terawan.
"Kalau nggak salah 2015 sudah memulainya. Jadi bayangkan kita sudah punya teknologinya, kita tinggal mengembangkannya, dan kita bisa menjadi negara pertama di dunia yang mengembangkan dendritic cell vaccine immunotherapy yang dunia juga sudah menyetujui menjadi atau menghipotesiskan untuk menjadi the begining of the end, mulai untuk mengakhiri Covid-19. Soal hipotesisnya diterima, H0-nya diterima atau ditolak itu nggak ada persoalan," lanjutnya.
Lebih lanjut, purnawirawan bintang itu itu bilang kalau dirinya bersama sejumlah rekan telah menjadi relawan Vaksin Nusantara. Terawan pun mengklaim efek berupa imunitas terhadap Covid-19 telah dirasakan.
"Kita bisa merasakan efek imun yang kita peroleh dari Vaksinasi Nusantara produk kita sendiri dan rasanya enak. Dan mudah-mudahan ini bisa memecahkan kebuntuan selama ini, meskipun sudah divaksin konvensional tidak ada masalah untuk disuntik Vaksin Nusantara. Vaksin immunotherapy ini kalau dalam literatur dikatakan pengaruhnya adalah berpuluh tahun. Jadi ini akan awet dalam jangka panjang," katanya.
"Saya tidak menggunakan istilah lain. Saya mengikuti literatur bahwa efek T-cell memory adalah berpuluh tahun. Dan ini menurut saya akan menjadi sebuah legend RSPAD Gatot Soebroto selaku RS yang milik TNI AD yang terdepan dan kita percaya kita akan bisa ikut serta mengatasi masalah pandemi dunia ini dengan baik," lanjutnya.
Menutup paparannya, Terawan memberikan semangat kepada tim peneliti Vaksin Nusantara di bawah komando Dokter Johnny.
"Terus berjuang Dokter Johnny dan tim dipimpin Kepala RSPAD untuk terus jangan takut, jalan terus ke depan dan saya sudah merasakan sendiri sangat enak dan saya percaya safety-nya tinggi. Karena itu terus kerjakan secepatnya untuk kita masuk ke uji klinis III sehingga kita bisa segera memaparkannya ke dunia," ujarnya.
"Mudah-mudahan dari hasil sebelumnya uji klinis I & II, kita akan segera publikasikan secara internasional dan mudah-mudahan diridhoi oleh Tuhan YMK dan kita semua diberkahi di dalam berjuang mengatasi pandemi bersama-sama dengan rakyat, bangsa dan negara dan juga bersama umat manusia di dunia," lanjutnya.
(miq/sef)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Vaksin Nusantara Terawan tidak Cocok untuk Vaksinasi Massal?