
Wah! Ahli Temukan Nuklir Aktif Di Ukraina yang Bisa Meledak

Jakarta, CNBC Indonesia - Bertahun-tahun setelah bencana Chernobyl di Ukraina, ternyata masih ada aktivitas nuklir yang membahayakan. Terdapat reaksi nuklir lagi dalam sebuah ruang bawah tanah yang tidak bisa diakses dari pembangkit listrik tenaga nuklir Chernobyl yang hancur.
Para peneliti memantau lokasi tersebut dan mendeteksi adanya lonjakan stabil dalam jumlah neutron di ruang bawah tanah bernama 305/2. Di sana terdapat puing-puing berat, menyembunyikan radioaktif uranium, zirconium, grafit, dan pasir uang mengalir seperti lahar sebelum akhirnya mengeras menjadi formasi yang disebut full-containing materials (FCMs).
Kadar neutron yang meningkat artinya FCM sedang mengalami reaksi fisi baru. Ini terjadi saat neutron menyerang dan membelah inti atom uranium, menciptakan energi, dikutip dari Live Science, Rabu (19/5/2021).
Ahli kimia nuklir di Universitas Sheffield Inggris, Neil Hyatt mengatakan limbah radioaktif yang membara ini seperti 'bara api pada lubang barbekyu'. Namun bara tersebut dapat menyala seutuhnya dan jika dibiarkan terlalu lama bisa mengakibatkan ledakan lain.
Menurut Maxim Saveliev, seorang peneliti senior di Institute for Safety Problems of Nuclear Power, ledakan itu tidak akan separah seperti tahun 1986. Saat itu pabrik hancur dan mengakibatkan ribuan orang meninggal dan awal radioaktif juga menyelimuti Eropa.
Jika nuklir kembali menyala, ledakan akan masuk dalam kandang baja dan beton yang dikenal sebagai Shelter. Tempat ini dibangun otoritas setempat satu tahun setelah ledakan pertama terjadi di sekitar reaktor Unit Empat.
Namun ledakan yang tertahan dapat membuat pekerjaan menghilangkan FCM jauh lebih sulit, ungkapnya. Shelter sudah berusia tua dan dapat dengan mudah hancur akibat kekuatan ledakan.
Shelter sendiri hadir dengan struktur lebih besar dinamakan New Safe Confinement. Tempat tersebut selesai pada tahun 2018.
Saveliev mengatakan selama empat tahun terakhir, level neutron telah naik secara stabil. Ini bisa berlangsung selama bertahun-tahun lamanya tanpa ada insiden apapun.
Ini kemungkinan karena bongkahan nuklir akan gagal sendirinya. Namun tetap jika tingkatan neutron terus meningkat, para ilmuwan harus ikut turun tangan.
(roy/roy)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Rusia Serang PLTN Ukraina, Waspadai Bencana 'Mengerikan' Ini