Yakin Setuju Kebijakan Privasi WhatsApp? Cek Dulu Risikonya!

Tito Bosnia, CNBC Indonesia
16 May 2021 17:49
Infografis/5 Tips Aman Pakai WhatsApp Tanpa Harus Pindah ke Telegram Cs/Aristya Rahadian
Foto: Infografis/5 Tips Aman Pakai WhatsApp Tanpa Harus Pindah ke Telegram Cs

Jakarta, CNBC Indonesia - Aplikasi pesan singkat WhatsApp mulai menerapkan kebijakan privasi yang baru, terhitung sejak 15 Mei 2021.

Kali ini, WhatsApp menyebut tidak memaksa penggunanya untuk menyetujui pembaruan kebijakan privasi tersebut dan tidak akan menghapus akun pengguna yang tidak menyetujui kebijakan yang baru.

Sebagai aplikasi yang digunakan oleh seperempat penduduk global, pada Januari 2021 WhatsApp mengumumkan ke penggunanya melalui notifikasi, bahwa mulai 8 Februari 2021 mereka wajib membagikan datanya dengan Facebook, perusahaan yang sama-saham dimiliki oleh Mark Zuckerberg.

Pemberitahuan ini tak memberi pilihan kepada pengguna WhatsApp selain setuju dan konsekuensinnya adalah penghapusan akun. Sontak aksi ini mendapat reaksi keras dari publik terkait hak-hak digital dan kebebasan privasi.

Setelah mendapat reaksi negatif, WhatsApp memundurkan tanggal penerapan kebijakan privasi ke 15 Mei 2021 dan memakai cara yang lebih lunak, sebagaimana dilansir dari SAFEnet, pada Minggu (16/5/21).

Lantas, apa saja kerugian pengguna WhatsApp yang 'setuju' dengan kebijakan privasi WhatsApp yang baru tersebut?

Dalam keterangan seputar layanan WhatsApp terdapat pernyataan "Sebagai bagian dari perusahaan Facebook, WhatsApp menerima informasi dari, dan berbagi informasi dengan perusahaan Facebook termasuk untuk menyediakan integrasi yang memungkinkan Anda menghubungkan pengalaman Whatsapp Anda dengan produk perusahaan Facebook lainnya", dilansir dari WhatsApp Terms of service, Minggu (16/5/21).

Cukup jelas disebutkan bahwa WhatsApp menerima informasi dari dan berbagi informasi dengan Facebook.

Dikutip dari definisi produk Facebook melalui laman resminya, produk Facebook mencakup Facebook (meliputi aplikasi seluler Facebook dan browser dalam aplikasi), Messenger, Instagram (meliputi aplikasi seperti Boomerang), perangkat bermerek portal, Produk Oculus (saat menggunakan akun Facebook), Facebook Shops, Spark AR, Audience Network, aplikasi NPE Team dan produk lainnya.

Dengan penjelasan ini, maka pengguna WhatsApp perlu mengetahui bahwa datanya dibagikan dengan banyak aplikasi lain yang selama ini skor perlindungan privasinya tercatat cukup buruk, semisal Instagram.

Terkait data-data yang dibagikan, berdasarkan sumber resmi aplikasi di Play Store dan App Store, data yang dibagikan diantaranya berupa pembelian, lokasi, kontak, info finansial, kontak pengguna hingga penggunaan data.

Meskipun bukan isi percakapan anda karena dilindungi dengan enkripsi, WhatsApp mengumpulkan mulai dari informasi yang anda berikan kepada WhatsApp secara langsung seperti nomor telepon di buku kontak anda, detail pembayaran Anda dan informasi akun Anda.

Melalui postingannya di Twitter, WhatsApp tampak tidak akan memaksakan dan tidak akan menghapus akun pengguna jika tidak menyetujui pembaruan kebijakan privasi. Namun, sebenarnya yang terjadi adalah :

- Akan ada pembatasan pemakaian bagi pengguna yang tidak menyetujui pembaruan kebijakan privasi

- WhatsApp tetap mengumpulkan data pengguna

- WhatsApp akan tetap membagi data yang dikumpulkan ke pihak ketiga/pengiklan.

Pengguna WhatsApp akan dibujuk untuk menerima pembaruan kebijakan dengan waktu tambahan yang tidak begitu jelas.

Tepatnya WhatsApp akan meminta pengguna untuk menyetujui syarat dan ketentuan dengan notifikasi yang akan ditampilkan terus menerus sampai pengguna memilih 'setuju'. Jika pengguna memilih klik x untuk menutupnya, notifikasi ini akan muncul kembali.

Mereka yang mengabaikan atau menolak keputusan tersebut akan kehilangan akses ke fungsi dasar WhatsApp.

Awalnya pengguna tidak bisa menggunakan fungsi chatting, karena tidak akan bisa melihat daftar chat seperti biasanya, meskipun pengguna masih bisa menjawab panggilan telepon dan video yang masuk. Setelah beberapa minggu, pengguna mulai tidak akan dapat menerima panggilan masuk.

Lalu kemudian WhatsApp akan benar-benar berhenti mengirim pesan dan panggilan ke ponselnya.

Dengan cara ini, WhatsApp berpikir pengguna yang tadinya mengabaikan atau menolak akhirnya akan angkat tangan dan menyerah. Mereka berpikir pada akhirnya pengguna yang tersebut mau tidak mau akan memilih untuk mengklik 'setuju' atas kebijakan privasi baru WhatsApp atau sama dengan istilah memaksa hanya saja tidak secara frontal.


(tas/tas)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Penjelasan WhatsApp yang 'Lempar' Datamu ke Facebook

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular