
Dogecoin Bak Roller Coaster, Fundamentalnya Gimana Sih?

Jakarta, CNBC Indonesia - Harga mata uang kripto yang sedang naik daun, dogecoin, naik tajam sebelum berbalik merosot ibarat roller coaster. Kenaikan mata uang kripto berlogo anjing Shiba Inu tak tanggung-tanggung nyaris 10.000% di tahun ini.
Melansir data Coin Market Cap, dogecoin di akhir tahun 2020 berada di US$ 0,0041612/koin, sementara pada 20 April lalu berada di US$ 0,412305/koin, artinya dalam harganya meroket lebih dari 9800%. Harga dogecoin pada 20 April tersebut merupakan rekor tertinggi sepanjang masa.
Namun, 3 hari berselang, harga dogecoin justru ambrol hingga 50% lebih ke US$ 0,203002/koin.
![]() |
Melihat pergerakan yang ekstrim tersebut, tentunya banyak yang bertanya-tanya bagaimana sebenarnya fundamental dogecoin?
Pertanyaan tersebut sulit dijawab, sebab analisis fundamental digunakan untuk melihat nilai intrinsik suatu aset. Aset-aset investasi tradisional seperti saham hingga mata uang bisa dilihat nilai intrinsiknya, misalnya melalui laporan keuangan emiten untuk saham, atau kondisi perekonomian suatu negara untuk mata uang. Sementara mata uang kripto, tidak memiliki hal tersebut.
Bahkan hingga saat ini masih ada perdebatan apakah mata uang kripto layak disebut sebagai aset investasi atau tidak, dan apakah memiliki nilai fundamental atau tidak.
Dogecoin juga berbeda dengan bitcoin dari segi supply. Jumlah bitcoin ditetapkan terbatas sebanyak 21 juta tidak bisa ditambah lagi, dan jumlah yang bereda di pasaran saat ini lebih dari 18,6 juta koin. Sementara dogecoin, jumlahnya tidak terbatas dan saat ini yang beredar di pasar nyaris 130 miliar koin.
Meski jumlahnya tidak terbatas, tidak menghalangi harga dogecoin terus menanjak. Bahkan setelah ambrol 50% dari rekor tertinggi sepanjang masa, dogecoin saat ini sudah menjadi mata uang kripto dengan kapitalisasi pasar terbesar ke-tujuh US$ 33,8 miliar.
Padahal dogecoin sebenarnya dibuat sebagai lelucon pada tahun 2013 lalu, yang diunggapkan sendiri oleh salah satu pendirinya, Jackson Palmer angkat kaki dari perusahaan tahun 2015. Dia mengatakan tujuannya hanya untuk lelucon dan tidak mau menghasilkan uang dari produk ciptaannya itu. Palmer juga menyatakan melihat bahaya dari keniakan harga dogecoin.
HALAMAN SELANJUTNYA >>> Ini Pemicu Meroketnya Harga Dogecoin