Pembekuan Darah, Penyuntikan Vaksin Johnson & Johnson Disetop

Novina Putri Bestari, CNBC Indonesia
15 April 2021 06:10
Vaksin Covid-19 Johnson & Johnson. AP/Mary Altaffer
Foto: Vaksin Covid-19 Johnson & Johnson. AP/Mary Altaffer

Jakarta, CNBC Indonesia - Otoritas AS dan Uni Eropa (UE) memutuskan untuk menghentikan sementara penggunaan vaksin Johnson & Johnson (J&J) setelah muncul kasus pembekuan darah pada warga usai disuntik vaksin keluaran perusahaan AS itu.

Kasus pembekuan darah terjadi pada enam warga AS di mana satu diantaranya meninggal dunia. Keenam warga yang mengalami kasus langksa ini berusia antara 18-48 tahun dan gejala ini ditemukan pada hari keenam hingga hari ke-13 usai disuntik vaksin.

"Keamanan vaksin Covid-19 adalah prioritas utama pemerintah federal, dan kami menanggapi semua laporan masalah kesehatan setelah vaksinasi Covid-19 dengan sangat serius," tulis Food and Drug Administration (FDA) bersama dengan Centers for Disease Control and Prevention (CDC), dikutip dari CNBC Internasional, Kamis (15/4/2021).

Kedua lembaga itu juga mengimbau masyarakat penerima vaksin tersebut dan mengalami efek samping harus segera menghubungi penyedia layanan masyarakat. Efek sampingnya berupa sakit kepala parah, sakit perut, sakit kaki, atau sesak napas dalam waktu tiga minggu setelah penyuntikan.

Uni Eropa akan menghentikan sementara penyuntikan vaksin Johnson & Johnson mulai pekan ini. Keputusan ini atas permintaan perusahaan sendiri.

"Perkembangan vaksin J&J hari ini di AS di bawah pengawasan EMA dan badan pharmacovigilance, dengan jalur terbuka ke FDA AS dan serta regulator internasional. Peluncuran vaksin di UE telah dihentikan sementara oleh perusahaan. Keamanan vaksin selalu menjadi yang terpenting, tulis Stella Kyriakides, Komisioner Uni Eropa untuk Kesehatan dan Keamanan Makanan, seperti dikutip dari BBC.

Sebenarnya pada Februari lalu, pihak J&J telah menyerahkan data vaksin pada FDA. Dalam laporan tercantum tidak ada masalah setelah dianalisis berdasarkan usia, rasa, dan penyakit yang menyertai.

Saat itu, diungkapkan FDA efek samping yang dilaporkan adalah sakit kepala dan kelelahan. Lalu akan diikuti adanya nyeri otot, mual serta demam.


(roy/roy)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Dimulai 12 Januari 2022, Segini Prediksi Harga Vaksin Booster

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular