Vaksin AstraZeneca di Sulut Ditunda, BPOM Buka-bukaan!

Lynda Sari Hasibuan, CNBC Indonesia
30 March 2021 15:13
Britain's Prime Minister Boris Johnson receives the first dose of the AstraZeneca vaccine administered by nurse and Clinical Pod Lead, Lily Harrington at St. Thomas' Hospital in London, Friday, March 19, 2021. Johnson is one of several politicians across Europe, including French Prime Minister Jean Castex, getting a shot of the AstraZeneca vaccine on Friday. (AP Photo/Frank Augstein, Pool)
Foto: AstraZeneca AP/Frank Augstein

Jakarta, CNBC Indonesia - Vaksinasi menggunakan vaksin AstraZeneca di Sulawesi Utara (Sulut) dihentikan sementara.

Badan Pengawas Obat dan Makanan (BPOM) menyebut hal ini karena adanya laporan kejadian ikutan pasca imunisasi (KIPI) di Sulawesi Utara.

Hingga saat ini, hal tersebut masih dalam pembahasan bersama Kementerian Kesehatan dan Komnas KIPI.

Pihaknya belum bisa menentukan apakah laporan tersebut benar berkaitan dengan vaksin AstraZeneca atau tidak. Sementara efek samping vaksin AstraZeneca yang ditemukan di Sulut termasuk kategori ringan seperti berikut.

- Demam
- Menggigil
- Nyeri badan hingga tulang
- Mual

"Terkait kejadian KIPI di Sulut, kami sedang menunggu laporan kronologis kejadian dari KOMDA KIPI dan akan segera dibahas bersama Komisi Nasional KIPI dan Kementerian Kesehatan," kata Juru bicara vaksinasi Covid-19 dari BPOM Lucia Rizka Andalusia, dikutip dari CNNIndonesia, Selasa (30/3/2021).

Rizka juga menjelaskan, masih menunggu laporan lebih lanjut dari KOMNAS KIPI dan Kementerian Kesehatan terkait penundaan sementara vaksin AstraZeneca usai adanya KIPI.

"Berdasarkan laporan tersebut dapat dilakukan kajian, apakah kejadian tersebut berhubungan dengan pemberian vaksin atau sebab yang lain," kata dia.

Sementara Ketua Komnas KIPI Prof Dr dr Hinky Hindra Irawan Satari, SpA(K), menegaskan kaitan antara efek samping vaksin AstraZeneca dengan laporan kejadian harus dilihat dari seberapa banyak yang mengalami hal tersebut.

Perlu adanya perbandingan dengan efek samping yang ditemukan dari uji klinis vaksin AstraZeneca di fase I, II maupun III.

"Dilihat proporsinya, proporsinya berapa, ya misalnya yang disuntik 800 orang lalu yang pusing 20 persen, dilihat tuh laporan clinical trial fase 1 2 3 vaksin AstraZeneca ini," kata Prof Hindra saat dihubungi detikcom, Senin (29/3/2021).

"Kalau di penelitiannya dia proporsinya 20 persen, di Sulut 20 persen, artinya memang benar dan memang tidak berbahaya atau di luar dugaan atau melebihi ambang keamanan," lanjutnya.

Prof Hindra menjelaskan, hasil investigasi dan kajian dari laporan KIPI di Sulut akan segera keluar, tetapi tetap perlu kehati-hatian. Sementara sampai kemarin, Senin (29/1/2021), 'hanya' tersisa satu orang yang masih diobservasi.

"Yang masih diobservasi cuma tinggal sisa satu orang," katanya.


(dru)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Vaksin AstraZeneca Dapat Izin RI Tanpa Uji Klinis, Kok Bisa?

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular