
Siap-siap! Xi Jinping akan Perketat Regulasi Bagi Alibaba Cs

Jakarta, CNBC Indonesia - Pemerintah China di bawah kendali Presiden Xi Jinping bakal memperketat regulasi bagi perusahaan besar di sektor teknologi asal China.
Langkah pemerintahan Xi untuk mengontrol perusahaan big tech company asal negaranya dan menjadikan China sebagai negara superpower teknologi di dunia seperti laiknya yang dilakukan Amerika Serikat dan Uni Eropa. Karenanya, China akan menerapkan aturan yang lebih ketat seperti perlindungan data konsumen hingga antimonopoli.
Tidak sedikit raksasa perusahaan teknologi yang terguncang dengan aturan yang diperketat tersebut seperti yang dialami oleh Alibaba, Tencent, JD.com dan lainnya.
Salah satu masalah yang mengemuka ke publik Oktober lalu ialah pendiri Alibaba Jack Ma yang secara terbuka mengkritik regulator China atas intervensi pemerintah menangguhkan IPO Ant Group.
Petinggi Bank Sentral China atau People Bank Of China (PBoC) menjelaskan alasan penangguhan rencana pencatatan saham Ant Group. Keputusan itu didasarkan pertimbangan komprehensif tentang menjaga kepentingan konsumen keuangan dan investor.
Pada Selasa (3/11/2020), China menangguhkan pencatatan saham Ant Group di bursa saham Shanghai. Kebijakan itu tiba dua hari sebelum rencana IPO pada 5 November 2020. Bila tak ditangguhkan, raksasa fintech keuangan yang didirikan Jack Ma ini mengincar dana US$37 miliar.
Platform Alipay milik Ant Group ada di mana-mana di Tiongkok, yang digunakan untuk membeli segala sesuatu mulai dari makanan hingga ride sharing, bahan makanan, dan tiket perjalanan. Pengawasan peraturan yang lambat juga memungkinkan Ant untuk berekspansi ke pinjaman, manajemen kekayaan, bahkan asuransi. Profil fintech Tencent juga telah meningkat.
"Akibatnya, mereka telah menjadi aktor yang sangat kuat yang mampu mendorong batas-batas peraturan tanpa memperhatikan risiko sistemik," kata konsultan Eurasia Group dalam sebuah catatan penelitian, seperti ditulis AFP, Minggu (21/3/2021).
Ambisi ini bertabrakan dengan kampanye bertahun-tahun China untuk membersihkan sistem keuangannya yang kacau dari risiko penumpukan utang yang berbahaya. Sebab, utang pemerintah China meningkat menjadi 335% dari produk domestik bruto pada akhir 2020, menurut Institute of International Finance. Level yang lebih rendah sebelumnya telah mendorong kekhawatiran Dana Moneter Internasional (IMF).
China diperkirakan akan memaksa Ant dan Tencent untuk mulai menjalankan operasi pinjaman mereka seperti bank, dengan hasil pengawasan yang lebih tinggi dan kewajiban keuangan. Hal-hal itu sebagian besar dihindari oleh para pemimpin fintech.
"Mereka harus memenuhi persyaratan modal dan mendirikan perusahaan induk keuangan. Mereka tidak dapat menghindarinya," kata Ke Yan, analis utama di DZT Research.
(miq/miq)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Begini Asal Muasal Penyebab Xi Jinping Murka Kepada Jack Ma