
Simak! Vaksin yang Paling Ampuh Lawan Corona
Rahajeng Kusumo, CNBC Indonesia
14 March 2021 11:54

6. Johnson & Johnson
Negara: Amerika Serikat dan Belgia
Nama vaksin: Ad26.COV2.S
Efisiensi: 72% di Amerika Serikat, 64% di Afrika Selatan, 61% di Amerika Latin
Jenis vaksin: Injeksi otot
Cara penyimpanan: Hingga dua tahun dibekukan pada suhu -4°F (-20°C), dan hingga tiga bulan disimpan pada suhu 36-46°F (2-8°C).
Disetujui untuk penggunaan darurat di: Bahrain, AS.
Satu dekade lalu, para peneliti di Beth Israel Deaconess Medical Center di Boston mengembangkan metode untuk membuat vaksin dari virus yang disebut Adenovirus 26, atau disingkat Ad26. Di sisi laon, Johnson & Johnson mengembangkan vaksin untuk Ebola dan penyakit lainnya dengan Ad26 dan sekarang telah membuatnya untuk virus Corona.
Maret lalu mereka menerima US$ 456 juta dari pemerintah Amerika Serikat untuk mendukung langkah mereka menuju produksi. Setelah vaksin he memberikan perlindungan dalam eksperimen pada monyet, Johnson & Johnson memulai uji coba Fase 1/2 pada bulan Juli 2020.
Tidak seperti vaksin terkemuka lainnya dalam uji klinis, perusahaan menggunakan satu dosis, bukan dua. Pada 29 Januari 2021 lalu, Johnson & Johnson mengumumkan bahwa uji coba tersebut telah membuktikan bahwa vaksin tersebut aman dan efektif.
7. Sinopharm
Negara: China
Nama vaksin: BBIBP-CorV
Efisiensi: 72.51%
Dosis: 2 dosis, selang 3 minggu
Jenis vaksin: Injeksi otot
Disetujui untuk digunakan di: Bahrain, China, Uni Emirat Arab.
Disetujui untuk penggunaan darurat di: Argentina, Kamboja, Mesir, Guyana, Hongaria, Irak, Yordania, Nepal, Pakistan, Peru.
Disetujui untuk penggunaan terbatas di: Serbia, Seychelles.
Institut Produk Biologi Beijing menciptakan vaksin virus corona yang tidak aktif yang dimasukkan ke dalam uji klinis oleh perusahaan China milik negara, Sinopharm. Pada 30 Desember, Sinopharm mengumumkan bahwa vaksin tersebut memiliki kemanjuran 79,34%, membuat pemerintah China memberikan persetujuannya.
Perusahaan kemudian menyatakan keampuhannya 72,51% meski perusahaan belum mempublikasikan hasil rinci dari uji coba Tahap 3 mereka. Sementara itu, pemerintah China memberikan persetujuan darurat Sinopharm selama musim panas untuk menyuntikkan kandidat vaksinnya ke pejabat pemerintah, petugas kesehatan, dan kelompok terpilih lainnya. Pada November 2020, ketua Sinopharm mengatakan, hampir satu juta orang di China telah menerima vaksin tersebut.
8. Sinovac
Negara: China
Nama vaksin: CoronaVac (sebelumnya PiCoVacc)
Efisiensi: 50.38%
Dosis: 2 dosis, selang 2 minggu
Jenis vaksin: Injeksi otot
Cara penyimpanan: Didinginkan di penyimpanan dingin
Disetujui untuk digunakan di: China.
Disetujui untuk penggunaan darurat di: Azerbaijan, Brasil, Chili, Kolombia, Ekuador, Hong Kong, Indonesia, Laos, Meksiko, Filipina, Thailand, Turki, Uruguay.
Sinovac Biotech, sebuah perusahaan swasta China, mengembangkan vaksin yang tidak aktif bernama CoronaVac pada awal 2020. Setahun kemudian, uji klinis di Brasil, Indonesia, dan Turki semuanya menunjukkan bahwa vaksin tersebut terlindungi dari virus corona.
Tetapi tingkat kemanjuran yang mereka dapatkan sangat berbeda, dan Sinovac belum menerbitkan rincian uji coba sebagai pracetak atau dalam jurnal medis. Namun demikian, Sinovac mengumumkan pada 6 Februari bahwa China telah memberikan persetujuan bersyarat CoronaVac. Negara lain juga mulai menggunakan vaksin tersebut.
9. Novavax
Negara: Amerika Serikat
Nama vaksin: NVX-CoV2373
Efisiensi: 89,3% terhadap sebagian besar varian
Dosis: 2 dosis, selang 3 minggu
Jenis vaksin: Injeksi otot
Cara penyimpanan: Stabil di lemari es
Novavax, Inc., perusahaan pengembangan vaksin AS yang berkantor pusat di Gaithersburg, Maryland, membuat vaksin dengan menempelkan protein ke partikel mikroskopis. Dengan cara ini mereka menularkan sejumlah penyakit berbeda; vaksin flu mereka menyelesaikan uji klinis Tahap 3 pada Maret 2020 lalu.
Perusahaan meluncurkan uji coba vaksin Covid-19 pada Mei 2020, dan Koalisi untuk Inovasi Kesiapsiagaan Epidemi (CEPI) menginvestasikan US$ 384 juta untuk mendukung penelitian tentang vaksin. Pada bulan Juli, pemerintah AS memberi Novavax US$ 1,6 miliar lagi untuk mendukung uji klinis dan pembuatan vaksin.
Pada 18 Februari 2021, Novavax mengumumkan akan memasok 1,1 miliar dosis untuk COVAX, sebuah konsorsium yang berupaya pendistribusian vaksin ke semua negara di seluruh dunia.
Namun hingga kini vaksin Novavax hanya baru sampai tahap percobaan di beberapa negara, dan belum dapat disetujui digunakan, baik secara resmi, secara darurat atau penggunaan terbatas dimanapun. (sef/sef)
[Gambas:Video CNBC]
Pages
Tags
Related Articles
Recommendation

Most Popular