
Program DTS 2021, Upaya Pengembangan Talenta Digital Kominfo

Jakarta, CNBC Indonesia - Kementerian Komunikasi dan Informatika RI mendorong pengembangan infrastruktur digital melalui program Tol Langit, penyediaan data center, meningkatkan kemampuan talenta digital Indonesia.
Kepala Badan Litbang SDM Kominfo, Hary Budiarto mengatakan salah satu langkah nyata Kominfo dalam meningkatkan kompetensi digital ini dilaksanakan melalui melalui Program Digital Talent Scholarship (DTS) 2021.
"Pemberian beasiswa untuk meningkatkan talenta digitalnya. Ada yang memberikan uang, ada yang memberikan knowledge. Ada 8 akademi, memberikan pengetahuan," katanya kepada CNBC Indonesia di jakarta, Jumat (12/3/2021).
"Terus peserta kita berikan pulsa supaya mengikuti pelatihan dengan nyaman. Jadi kita berikan, memberikan uang untuk bisa membeli pulsa. Berikan pengetahuan baru. Berikan kesempatan untuk bisa bekerja di industri," imbuhnya.
Ada beberapa tingkatan yang akan memperoleh pelatihan. Pertama adalah Fresh graduate academy yaitu mahasiswa baru lulus. Ketika bekerja diindustri, adakalanya dibutuhkan kemampuan khusus.
"Karena butuh yang skill tertentu. Maka dididik untuk database Certified. Misal Cisco melatih mereka, tamat belajar kita uji kemudian kita beri sertifikasi. Kemudian dapat sertifikat tadi," jelasnya.
Kedua, Ada lagi VSGA yaitu Vokasi School Graduated Academy. Ini adalah untuk mereka yang lulus SMK. Sertifikasi dari kemenaker memungkinkan mereka untuk dilatih, diuji oleh Lembaga Sertifikasi Profesi (LSP) di Indonesia kemudian mendapatkan profesi yang ada akan ditandatangani oleh kemenaker.
"Ketiga, Profesional Academy. Mereka yang mau up scalling. Pendidikan tingkat mahir. Profesional ini tenaga mahir yang punya sertifikasi," jelasnya.
Keempat, Digital enterpreneurship, yaitu khusus untuk masyarakat lulusan Perguruan Tinggi yang bisa meningkatkan digital enterpreneurship nya.
Berikutnya ada Tematik academy. Ini menyasar berbagai segmen masyarakat tergantung temanya. Misal masyarakat difabel. Di sinilah adanya keadilan yang berikan oleh masyarakat tertentu.
"Bagaimana masyarakat difabel bisa mengetik microsoft, coding. Misal keahlian musik, memproduksi barang-barang," tuturnya.
Ada pula untuk buruh migran. Dalam hal ini akan masuk ke daerah yang banyak TKI dan TKW misalnya Cilacap, Indaramyu, Cianjur. Masuk ke sana, dan mengajari buruh migran tersebut supaya bisa bekerja mandiri, meningkatkan ekonomi dengan cara digital. "Sehingga mereka tak perlu jadi buruh migran," tegasnya.
Selanjutnya adalah talent scouting academy, yang diambil dari universitas-universitas negeri/swasta. Mencari orang-orang yang bertalenta tak hanya Indeks Persentasi (IP) tinggi. Misalnya untuk yang suka organisasi, senang musik.
"Diambil dikumpulkan, mereka punya talenta unik. Diberikan pelatihan. Kita harapkan talenta ini bisa bekerja di luar negeri dan sebagainya sehingga berpotensi membuat pekerjaan di digital," tegasnya lagi.
Terakhir adalah pelatihan untuk ASN berbasis digital. Ini harus dilakukan, oleh karena itu ASN akan dididik mulai dari operator, managerial sampai pimpinan.
"Diperuntukkan untuk pemda-pemda. Dididik bagaimana menerapkan segmen berbasis digital," pungkasnya.
(dob/dob)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Indonesia Tuan Rumah KTT Asean 2023, Labuan Bajo Siap 5G