Jokowi Murka! Benci Produk Asing yang Bisa 'Bunuh' UMKM RI

Hidayat Arif Subakti, CNBC Indonesia
06 March 2021 09:45
Peresmian Kampus Universitas Sultan Ageng Tirtayasa Sindang Sari, Kota Serang, 4 Maret 2021. (Tangkapan layar Youtube Setpres RI)
Foto: Peresmian Kampus Universitas Sultan Ageng Tirtayasa Sindang Sari, Kota Serang, 4 Maret 2021. (Tangkapan layar Youtube Setpres RI)

Jakarta, CNBC Indonesia - Presiden Joko Widodo (Jokowi) geram dengan praktik perdagangan online (e-commerce) yang berpotensi membunuh usaha mikro kecil dan menengah (UMKM) Indonesia. 

Kegeraman kepala negara tersebut diutarakan saat memberikan pengarahan dalam Rapat Kerja Nasional Kementerian Perdagangan di Istana Negara, kompleks Istana Kepresidenan, Jakarta, Kamis (4/3/2021).

"Baru minggu kemarin saya sudah sampaikan ke pak Menteri Perdagangan ini ada yang engak bener ini di perdagangan digital kita. Membunuh UMKM," tegas Jokowi.

Jokowi meminta kementerian terkait untuk menindak praktek perdagangan digital yang berperilaku tidak adil terhadap UMKM. Jokowi meminta agar oknum-oknum yang dimaksud diperingatkan.

"Diperingkatkan karena kita harus membela, melindungi, dan memberdayakan UMKM kita agar naik kelas. Ini salah satu tugas terpenting Kementerian Perdagangan," tergas Jokowi.

Jokowi menegaskan, perdagangan digital seharusnya mendorong pengembangan UMKM nasional. Menurutnya, kekuatan perdagangan digital harus digunakan untuk merangkai suplai produk UMKM ke kancah global.

"Yang kecil-kecil ini kalau diangkat, kalau di berikan peluang, saya lihat banyak sekali. Ada keripik sekarang bisa usahanya nyari rumah tangga bisa ekspor ke Korea, bisa ekspor ke Jepang. Kecil-kecil. Tapi ini kalau kita detil dan bekerja keras untuk mereka, ini juga bukan sesuatu yang sulit," katanya.

"Hanya diubah sedikit, kemasannya diperbaiki, brand-nya diperbaiki, didorong untuk ekspor dan biasanya nanti mulai kacaunya itu kalau sudah menyangkut kapasitas. Ini tugas kita juga untuk mendorong perbankan untuk mau menyuntikkan kepada UMKM kita agar kapasitasnya bisa naik," jelasnya.

Menteri Perdagangan M. Lutfi membeberkan alasan Presiden Joko Widodo (Jokowi) menyerukan benci produk asing saat menghadiri Rapat Kerja Nasional (Rakernas) Kementerian Perdagangan.

Ia menjelaskan, sebetulnya maksud benci yang dikatakan Presiden bukan untuk produk namun cara dagangnya. Di mana, produk buatan lokal diadopsi oleh e-commerce asing dan dijual dengan harga yang lebih murah.

Hal itu disebut dengan istilah predatory pricing dan sudah dilarang oleh dunia perdagangan internasional.

"Ini yang sebetulnya dibenci Pak Jokowi. Aksi-aksi ini yang sebenarnya yang tidak boleh, ini yang dibenci," ujarnya dalam Rakernas Hipmi, Jumat (5/3/2021).

Menurutnya, praktik tersebut berdasarkan artikel dari World Economic Forum (WEF) mengenai sebuah produk hijab buatan lokal yang akhirnya diadopsi oleh platform perdagangan online asing.

Lanjutnya, pengusaha asing bisa menjual produk yang sama dengan harga murah karena hanya membayar bea masuk sekitar US$ 44 ribu. Sedangkan, pengusaha lokal harus membayar gaji karyawan yang membuat produk tersebut dengan biaya sekitar US$ 650 ribu per tahunnya.

"Dilakukan dengan spesial diskon, yang saya katakan kalau dalam istilah perdagangannya namanya predatory pricing, masuk ke Indonesia harganya Rp 1.900 dan Rp 1.900 lebih mahal dari mentos, bagaimana kita bisa bersaing," tegasnya.

Oleh karenanya, ia berharap semua negara bisa lebih menegakkan dua asas perdagangan yang telah ditetapkan. Sebab Indonesia juga akan menerapkan hal tersebut kepada semua mitra dagangnya.

Keduanya adalah asas keadilan dan asas bermanfaat. Praktek berdagang harus adil dan bermanfaat bagi penjual maupun pembeli.

"Nah ini yang kita mau tegakkan, jadi asal ceritanya itu," paparnya.

Pages

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular