Ini Alasan RI Tertinggal dari China Soal Vaksin Covid-19

Yuni Astutik, CNBC Indonesia
02 March 2021 13:48
Presiden Jokowi tinjau vaksinasi massal di Kota Yogyakarta, Senin (1/3/2021). (Dok: Muchlis Jr - Biro Pers Sekretariat Presiden)
Foto: Presiden Jokowi tinjau vaksinasi massal di Kota Yogyakarta, Senin (1/3/2021). (Dok: Muchlis Jr - Biro Pers Sekretariat Presiden)

Jakarta, CNBC Indonesia - Menristek/Kepala BRIN, Bambang Brodjonegoro angkat bicara terkait mengapa vaksin produksi RI lebih lama dibanding Sinovac, asal China.

"Tentunya harus melihat asal muasal. Desember mulai diketahui pandemi di Wuhan. Juli Sinovac atau Sinopharm sudah mengeluarkan vaksin. Hanya 8 bulan untuk sampai pada vaksin yang siap uji klinis," katanya di Jakarta, Selasa (2/3/2021).

Dia menambahkan, untuk sampai ke vaksin artinya mereka sudah mendapatkan bibit vaksin. Tak hanya itu, perusahaan tersebut sudah proses pembersihan, optimasi di pabrik, sampai akhirnya uji klinis 1 sampai 3.

"Kenapa China bisa kita tidak? Background nya, kunci suatu negara bisa menghasilkan vaksin adalah karena R&D kuat. Kedua R&D integrated dengan pabriknya. Justru Sinopharm, Pfizer, Astrazeneca itu manufakturnya. Kalau pabrik manufaktur menjadi satu dengan R&D itu yang paling ideal," terangnya.

Meski begitu, Indonesia disebutnya telah berhasil mengurangi ketergantungan untuk mendatangkan alat kesehatan. Salah satunya ventilator. Bahkan tahun ini, Indonesia akan memiliki ICU ventilator sendiri.

"Beberapa pihak sudah siap uji klinis. Diharapkan tahun ini jadi awal. Lama kelamaan kemandirian alkes bisa tercapai," pungkasnya.


(dob/dob)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Dimulai 12 Januari 2022, Segini Prediksi Harga Vaksin Booster

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular