Terungkap! Tesla & RI Bakal Produksi 'Powerbank' Raksasa

Ellen Gracia, CNBC Indonesia
06 February 2021 11:34
FILE PHOTO:   A Tesla dealership is seen in West Drayton, just outside London, Britain, February 7, 2018. REUTERS/Hannah McKay/File Photo
Foto: REUTERS/Hannah McKay

Jakarta, CNBC Indonesia - Pekan depan, Tesla akan melakukan diskusi secara virtual dengan PT Aneka Tambang Tbk (ANTM), PT Inalum (Persero) dan Kementerian Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi.

Septian Hario Seto, Deputi Bidang Koordinasi Investasi dan Pertambangan Kemenko Bidang Kemaritiman dan Investasi mengatakan pihaknya telah menerima proposal rencana investasi Tesla di Indonesia pada Kamis (04/02/2021).

"Minggu depan kita akan diskusi langsung dengan mereka (Tesla), melibatkan Antam, Inalum, nanti kita lihat. Pertemuan dengan tim Tesla secara virtual," tuturnya saat konferensi pers pada Jumat (05/02/2021).

Menurutnya, proposal rencana investasi yang ditawarkan Tesla berbeda dengan calon mitra yang lain, yakni perusahaan asal China, CATL, dan perusahaan asal Korea Selatan, LG.

Perbedaan ini karena teknologi dasar yang digunakan Tesla berbeda dengan kedua perusahaan lainnya itu.

"Kalau saya lihat, memang proposal yang mereka berikan agak beda dengan CATL dan LG Chem karena sepintas memang base techno mereka agak beda. Ini dari kami excited kerja sama dengan Tesla," ungkapnya.

Dia mengatakan, Tesla kemungkinan akan berinvestasi di bidang energy storage system (ESS). ESS ini seperti 'power bank' dengan giga baterai skala besar yang bisa menyimpan tenaga listrik besar hingga puluhan mega watt, bahkan hingga 100 MW untuk stabilisator atau untuk pengganti sebagai pembangkit peaker (penopang beban puncak).

"Ini lagi dipelajari studinya. Mereka mencontohkan kesuksesan di Australia, mereka bangun cukup banyak hal seperti ini dan combine dengan renewable energy (energi terbarukan)," ungkapnya.

Selain itu, lanjutnya, Tesla menyampaikan bahwa negara Indonesia yang merupakan negara kepulauan yang berpotensi mengombinasikan energi baru terbarukan dengan teknologi ESS ini.

"Mereka sampaikan pada kita bahwa mereka dari sisi permintaan dengan negara lain sudah sangat tinggi, tapi suplai ESS tidak banyak. Mau kerja sama dengan Indonesia dengan negara kepulauan potensi EBT mereka bisa kombinasikan teknologi ESS di Indonesia," jelasnya.

Dia mengatakan, meski sebelumnya sempat ada pembahasan mengenai baterai lithium untuk kendaraan listrik maupun Tesla SpaceX, namun kini pihaknya fokus membahas ESS dan baterai kendaraan listrik.

"Sekarang fokus di ESS dan baterai EV terlebih dahulu. Mungkin Sparling (SpaceX) nanti. Fokus kita masih di dua hal ini (ESS dan baterai EV) sekarang," imbuhnya.

Sementara terkait dengan calon mitra CATL dan LG, menurut Seto masih ada hal yang dinegosiasikan dengan BUMN yang terlibat dalam Indonesia Battery Holding (IBH) seperti Antam, Inalum, dan Pertamina terkait proyek terintegrasi dari hulu sampai hilir nanti.


(dob/dob)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Tesla Model S Plaid Dibanderol USD 25 Ribu

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular