
Joe Biden Sebut Vaksin Covid Tak Setop Jumlah Korban Tewas

Jakarta, CNBC Indonesia - Keberadaan vaksin Covid-19 tak serta merta menghentikan dampak dari pandemi. Presiden AS terpilih, Joe Biden menyatakan jika Pfizer dan Moderna kemungkinan tidak menghentikan jumlah kematian puluhan ribu orang dalam beberapa bulan ke depan.
Pasalnya, untuk menyuntikkan vaksin Covid-19 butuh waktu yang tak sedikit, sementara masyarakat semakin tak patuh menjalankan protokol kesehatan. Saat ini rata-rata kasus kematian Covid-19 di AS mencapai 3.000 orang.
"Tidak akan dapat menghentikan itu. Mengambil vaksin dari botol kecil ke lengan jutaan orang Amerika merupakan tantangan operasional terbesar yang pernah dihadapi AS," kata Biden, dikutip CNBC Internasional, Rabu (23/12/2020).
Oleh karena itu, Biden juga mengingatkan warga Amerika untuk tetap waspada pada pandemi, khususnya liburan akhir tahun ini. Sementara itu pejabat kesehatan AS mengharapkan bisa melakukan vaksinasi setidaknya 20 juta warga di akhir tahun.
Namun hingga sekarang AS baru mendapatkan lebih dari 4,6 juta dosis vaksin dan telah didistribusikan ke seluruh negeri. Laporan dari Centers for Disease Control and Prevention menyebutkan setidaknya 614.117 orang telah mendapatkan suntikan pertamanya.
Joe Biden menjadi salah seorang yang telah mendapatkan suntikan pada awal Minggu ini. Selain itu penasehat virus corona Gedung Putih Dr. Anthony Fauci juga mendapatkan vaksin.
Amerika sendiri sampai saat ini masih mengalami wabah terburuk dibandingkan negara lain di dunia. Hingga saat ini tercatat ada 215.400 kasus Covid-19 dan 2600 kematian setiap harinya.
Sebelumnya pihak gedung putih juga telah memprediksi jumlah korban di masa depan. Menurut pemerintah setempat kemungkinan lebih dari 561.600 orang bisa meninggal akibat Covid-19.
Perhitungan terburuk berhasil dipetakan Institute for Health Metrics and Evaluation Universitas Washington. Menurut laporan diproyeksikan sebanyak 715 ribu orang Amerika bisa meninggal akibat pandemi.
(roy/roy)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Takut Diblokir, TikTok Bayar Perusahaan 'Orang Dekat' Biden