
Vaksin Moderna Beri Tubuh Kekebalan 3 Bulan lawan Covid-19

Jakarta, CNBC Indonesia - Para peneliti di National Institute for Allergies and Infectious Diseases (NIAID) menemukan vaksin Covid-19 Moderna berhasil menghasilkan antibodi kuat yang bertahan setidaknya selama 3 bulan untuk melawan Covid-19.
Penelitian ini dilakukan NIAID dengan mempelajari imun dari 34 peserta dewasa, tua dan muda, dari uji klinis tahap pertama. Hasil penelitian ini dirilis di jurnal kesehatan New england Journal of Medicine pada Kamis (3/12/2020).
Para peneliti ini mengungkapkan antibodi yang menghentikan virus SARS-CoV-2 menyerang sel manusia, "mengalami penurunan secara bertahap dari waktu ke waktu, seperti yang diprediksi, tetapi mereka tetap meningkat pada semua peserta 3 bulan setelah penguat (booster) vaksinasi," ujar para peneliti seperti dikutip dari AFP, Sabtu (5/12/2020).
Meskipun jumlah antibodi pada subjek penelitian memudar dari waktu ke waktu, hal itu belum menjadi perhatian. Vaksin disuntikkan dalam selang waktu 28 hari.
Direktur NIAID Anthony Fauci dan ahli lainnya mengatakan sangat mungkin bahwa sistem kekebalan akan mengingat virus jika terpapar kembali nanti, dan kemudian menghasilkan antibodi baru.
Yang menggembirakan, penelitian tersebut menunjukkan bahwa vaksin tersebut mengaktifkan jenis sel kekebalan tertentu yang seharusnya membantu dalam apa yang disebut respons memori, tetapi hanya penelitian jangka panjang yang akan memastikan apakah ini benar-benar masalahnya.
"Hal positif dari penelitian ini termasuk bukti bahwa respons antibodi yang relatif kuat tetap ada 90 hari setelah dosis kedua vaksin," kata ahli virologi Benjamin Neuman, seorang ahli virus di Texas A&M University-Texarkana.
"Jumlah antibodi yang diproduksi oleh vaksin lebih tinggi pada pasien yang lebih muda dibandingkan pada pasien yang lebih tua, tetapi respons imun yang cukup kuat masih terlihat bahkan pada pasien hingga usia 70 tahun."
Vaksin Moderna akan ditinjau oleh komite penasehat Food and Drug Administration (FDA) pada 17 Desember, dan dapat menyala hijau untuk persetujuan darurat segera setelahnya.
Seperti vaksin lain yang diproduksi oleh Pfizer dan BioNTech, vaksin ini didasarkan pada teknologi baru yang menggunakan materi genetik berupa mRNA (messenger ribonucleic acid).
MRNA terbungkus dalam molekul lipid dan disuntikkan ke lengan, di mana itu menyebabkan sel-sel di dalam otot kita membangun protein permukaan virus corona.
Ini menipu sistem kekebalan tubuh agar percaya bahwa ia telah terinfeksi mikroba, dan melatihnya untuk membangun jenis antibodi yang tepat ketika ia bertemu dengan virus yang sebenarnya.
(roy/roy)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Vaksin Moderna Siap Pakai Maret 2021, Bye Corona!