Testing & Tracing Jadi Langkah Penting Tekan Kasus Covid-19

Rahajeng Kusumo Hastuti, CNBC Indonesia
24 November 2020 20:05
Warga menjalani tes usap atau swab test di GSI Lab (Genomik Solidaritas Indonesia Laboratorium), Cilandak, Jakarta, Senin (2/11/2020). (CNBC Indonesia/Andrean Kristianto)
Foto: Warga menjalani tes usap atau swab test di GSI Lab (Genomik Solidaritas Indonesia Laboratorium), Cilandak, Jakarta, Senin (2/11/2020). (CNBC Indonesia/Andrean Kristianto)

Jakarta, CNBC Indonesia- Dalam pencegahan penularan Covid-19 tidak hanya membutuhkan protokol kesehatan dengan memakai masker, menjaga jarak, dan mencuci tangan dengan sabun (3M), tetapi juga testing (pemeriksaan), tracing (pelacakan) dan treatment (perawatan). Dengan mengetahui orang yang positif maka bisa dilakukan isolasi dan penanganan yang tepat sehingga ada pencegahan penularan.

"Kami mau menemukan orang yang masih ringan gejalanya dan bisa disembuhkan dengan sempurna," kata Kasubbid Tracking Satgas Covid-19, Kusmedi Priharto, Selasa (24/11/2020).

Dia menyarankan jika ada yang habis berkumpul dengan banyak orang tanpa menerapkan protokol kesehatan, maka bisa langsung datang ke puskesmas untuk memastikan tertular atau tidak. Sementara testing untuk petugas kesehatan dapat dilakukan minimal 1-2 minggu sekali sesuai dengan anjuran WHO, baik yang bergejala maupun tidak bergejala.

"Kata-kata baik yang bergejala maupun tidak bergejala harus diperiksa menunjukan penyakit ini kita sering kali tidak tahu gejalanya, untuk itu harus dites agar mengetahui apakah tertular atau tidak," katanya.

Kusmedi mengatakan saat ini pandangan masyarakat mengenai langkah 3T terutama testing berbeda-beda, dan pendapat dari masing-masing yang belum tentu benar. Akibatnya ada stigma masyarakat mengenai Covid-19, baik dari sisi yang penyintas, tenaga kesehatan bahkan orang yang hanya sekedar memeriksakan diri.

"Saya bicara dengan teman-teman di lapangan, untuk menjelaskan pada masyarakat apa sebenarnya Covid-19 dan apa yang harus dilakukan jika hal itu terjadi pada orang dekat kita. Jika ada yang merasa tidak enak badan seperti batuk pilek, harus diberikan pengertian untuk memeriksakan diri ke puskesmas terdekat supaya diberikan pengertian dan betul-betul diperiksa," jelas dia.

Kusmedi menegaskan penyakit ini dengan gejala yang ringan pun bisa menjadi tanda awal Covid. Dia mengakui, meski sudah dilakukan promosi protokol kesehatan 3M banyak masyarakat yang tidak nyaman #pakaimasker. Bahkan tidak jarang ada yang melepasnya di sembarang tempat.

Untuk itu, bagi masyarakat yang dengan inisiatif memeriksakan dirinya, Kusmedi mengharapkan tidak ada stigma negatif. Justru menurutnya, orang yang berinisiatif melakukan tes dan karantina mandiri adalah pahlawan bagi masyarakat karena ikut mencegah penularan.

"Ke depannya ada vaksin maupun tidak ada, kita harus mulai hidup bersama Covid-19. Norma yang dulu tidak ada misalnya norma memakai masker, menjaga jarak, kalau bertemu tidak perlu bersalaman berpelukan," kata Kusmedi.


(dob/dob)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article WHO Buka-bukaan Kenapa Pandemi Covid-19 Belum Berubah Endemi

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular