
Mohon Maaf! Internet 5G iPhone 12 Mungkin Belum Bisa Dipakai

Jakarta, CNBC Indonesia - Apple akan mengumumkan produk baru pada sebuah rangkaian event pada Rabu (14/10/2020) dini hari WIB. Analis memprediksi hajatan tersebut akan memperkenalkan iPhone 12 dengan teknologi internet 5G.
Teknologi 5G menawarkan kecepatan internet yang 10-20 kali lebih cepat dari jaringan nirkabel saat ini, 4G. Namun memanfaatkan 5G belum akan maksimal karena tidak semua negara sudah punya infrastruktur internet 5G.
"Ini ibarat memiliki Ferrari ... tetapi dipakai di desa lokal dan Anda tidak mengemudi dengan kecepatan hingga 200 mil per jam, karena jalan tak mulus," ungkap Boris Metodiev, Direktur firma riset Strategy Analystics, seperti dilaporkan Reuters, Selasa (13/10/2020).
Bagi Apple menawarkan teknologi 5G merupakan salah satu jalan untuk menarik konsumen dan meningkatkan penjualan smartphone sehingga kinerja keuangan tak terlalu anjlok karena dampak pandemi Covid-19.
Kendala tentu infrastruktur. Di Amerika Serikat (AS) teknologi ini belum sepenuhnya tersedia hanya beberapa kota yang sudah menikmati teknologi internet lanjutan ini. Beberapa operator seluler AS sudah membangun infrastruktur jaringan pita spektrum lebih rendah yang menawarkan kecepatan internet yang lebih cepat dari 4G. Tetapi itu bukan teknologi 5G.
Jadi konsumen AS yang akan membeli iPhone 12 adalah mereka yang membutuhkan smartphone baru saat ini dan ingin melindungi investasi mereka. "Jika Anda membeli ponsel yang akan Anda miliki selama tiga tahun, Anda pasti ingin memastikan ponsel itu mendukung jaringan terbaru," ujar Geoff Blaber, Vice Presiden lembaga riset CCS Insight.
Lantas bagaimana dengan Indonesia? sama saja. di Indonesia ketersediaan internet 5G masih lama. Beberapa operator telekomunikasi memang sudah melakukan uji internet 5G, tetapi itu pun terbatas.
Kasubdit Penataan Alokasi Spektrum Dinas Tetap dan Bergerak Darat Kementerian Kominfo Adis Alifiawan bahkan memperkirakan hingga 2025 teknologi internet 4G masih cukup dominan di tanah air.
"Karena dari sisi user experience, user need itu belum terbentuk demand untuk masuk ke yang seperti itu. Contoh misalnya kita bicara driverless car, banyak orang yang masih sangsi. Gimana kalau misalnya ada driverless car masuk di jalan raya itu bisa enggak ke kontrol. Apalagi jalanan Indonesia," ujarnya beberapa waktu lalu.
(roy/roy)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Internet 5G Kian Dekat, Harga Ponselnya di RI Kian Terjangkau