
Ilmuwan Ungkap Covid-19 itu Buatan Lab China, Ah yang Bener?!

Jakarta, CNBC Indonesia - Setelah geger virus corona jenis baru (SARS-CoV-2) buatan manusia sempat mereda, kini isu liar itu kembali bergulir setelah seorang wanita paruh baya tiba-tiba muncul dalam sebuah video wawancara talk show di Inggris.
'Loose Women' sebuah talk show yang dipandu oleh empat orang wanita di Negeri Ratu Elizabeth itu mendadak gempar. Seorang wanita oriental berkacamata yang mengaku sebagai Dr. Li Meng Yan muncul sebagai narasumber dan berbicara soal asal muasal pandemi Covid-19.
Paparannya dalam wawancara tersebut kembali mengingatkan kita pada teori konspirasi yang sempat merebak di khalayak ramai. Pandemi Covid-19 ini adalah buatan manusia alias 'man made'.
Wanita itu tampak begitu yakin akan pernyataannya. Mengaku sebagai seorang dokter sekaligus peneliti di Hong Kong School of Public Health, Dr. Li mengatakan dirinya terlibat dalam investigasi penyakit pneumonia misterius di Wuhan akhir Desember lalu.
Apa yang ia temukan ternyata sangat mencengangkan. Ada lima hal yang ia ungkapkan dalam wawancara selama 10 menit 43 detik itu. Pertama Pemerintah China sebenarnya sudah mengetahui adanya situasi merebaknya virus corona jenis baru tersebut.
Kedua, penularan antar manusia sudah terjadi sejak saat itu. Ketiga, SARS-CoV-2 merupakan virus yang bermutasi dengan cepat dan akan menjadi wabah jika tidak dikontrol. Keempat, pasar seafood di Wuhan serta inang antara yang selama ini digaungkan hanya sebagai tabir asap (aksi menutup-nutupi fakta).
Poin terakhir dan yang paling mencengangkan adalah virus tersebut bukan dari alam, melainkan berasal dari China Military Institute yang menemukan dan memiliki virus corona dari kelelawar yang bernama cc45 dan zxc21. Namun setelah modifikasi di laboratorium dilakukan, virus tersebut menjadi patogen baru.
Pada April 2020, Li-Meng Yan dilaporkan melarikan diri dari Hong Kong ke Amerika Serikat (AS). Sekarang, dia berencana merilis bukti ilmiah untuk membuktikan bahwa virus SARS-CoV-2 dibuat di dalam laboratorium di Wuhan.
Li-Meng Yan menambahkan sebelum ia melarikan diri dari China, informasi tersebut telah dihapus dari database pemerintah. "Mereka menghapus semua informasi saya," ujarnya, dan menambahkan bahwa orang-orang telah direkrut "untuk menyebarkan rumor tentang saya, bahwa saya pembohong."
Yuan Zhiming, Direktur Institut Virologi Wuhan, sebelumnya membantah laporan bahwa bug itu secara tidak sengaja menyebar dari fasilitasnya. "Tidak mungkin virus ini berasal dari kami," kata Zhiming kepada media pemerintah pada bulan April.
Meski isu-isu liar ini didengungkan oleh masyarakat dari berbagai kalangan, bahkan dari kalangan ilmiah pun, para ilmuwan global yang melakukan penelitian terhadap Covid-19 mengatakan bahwa virus corona jenis baru ini murni berasal dari alam.
Kristian Andersen, satu dari lima peneliti yang mencari tahu asal usul virus ganas ini secara tegas berkesimpulan bahwa patogen ganas ini murni berasal dari alam.
Kini laporan penelitian yang berjudul The proximal origin of SARS-CoV-2 dan dipublikasikan di jurnal ilmiah kenamaan internasional Nature 17 Maret lalu sudah dirujuk sampai 1.327 kali.
Meski berbagai publikasi ilmiah lain juga menunjukkan kesimpulan yang sama, nyatanya masyarakat masih ada yang percaya dengan kabar bahwa Covid-19 adalah buatan manusia.
Dalam sebuah survei yang dilakukannya, Pew Research Center melaporkan bahwa sebagian besar masyarakat AS (hingga 43%), mengatakan virus corona baru kemungkinan besar muncul secara alami. Namun hampir sepertiganya (29%) mengatakan kemungkinan besar dibuat di laboratorium.
Di India juga sama kasusnya. Satu dari tiga responden yang disurvei percaya bahwa Covid-19 adalah buatan. Namun terlepas dari itu semua, setiap pernyataan harus dibuktikan dengan menggunakan metode pendekatan ilmiah. Jika memang benar Dr. Li akan segera merilis laporannya, maka mari kita tunggu saja bakal seperti apa isinya.
TIM RISET CNBC INDONESIA
(twg/twg)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Ilmuwan China: Corona Buatan Manusia, dari Laboratorium China