
Bos Instagram Bela TikTok yang Terancam Diblokir Trump

Jakarta, CNBC Indonesia - Bos Instagram, Adam Mosseri, mengeluarkan pandangannya soal pelarangan aplikasi video TikTok milik perusahaan China, ByteDance, oleh Presiden Amerika Serikat (AS) Donald Trump, Jumat (11/9/2020).
Dalam wawancara dengan CNBC International hari itu, Mosseri menyebut bahwa larangan TikTok tidak akan bermanfaat dalam jangka panjang karena akan menyebabkan internet terpecah atau terfragmentasi.
"Jika kita pindah ke tempat di mana negara-negara mulai membatasi internet di dalamnya, dan kita tidak dapat beroperasi dengan cara itu, saya pikir itu jauh lebih menimbulkan masalah daripada manfaat jangka pendek," kata Mosseri kepada CNBC.
"Jika hal itu menguntungkan kami dalam jangka pendek, dalam hal memperlambat pesaing, preseden yang ditetapkannya bagi kami jauh, jauh lebih buruk bagi kami sebagai bisnis dalam jangka panjang." jelasnya.
Mosseri juga mengatakan, meski larangan TikTok dapat menguntungkan Reels, aplikasi video pendek mirip TikTok milik Instagram, namun ia tetap tidak senang dengan aturan tersebut. Instagram meluncurkan Reels sebagai saingan TikTok bulan lalu.
Mosseri menekankan bahwa kebijakan yang tidak konsisten di berbagai negara akan menyebabkan lebih banyak kerugian daripada kebaikan.
"Saya sebenarnya tidak menikmati ini sama sekali, meskipun beberapa orang berpikir ini akan sangat baik bagi kami. Saya benar-benar berpikir itu akan menjadi sangat buruk bagi kami selama mungkin lima atau 10 tahun ke depan," kata Mosseri.
Komentar itu disampaikan Mosseri setelah pada awal Agustus Trump menandatangani perintah eksekutif yang mewajibkan ByteDance untuk menjual TikTok. Trump mengeluarkan aturan dengan alasan khawatir bahwa pemerintah China memiliki akses ke data pribadi dari pengguna TikTok di AS.
TikTok secara konsisten membantah telah memberikan atau akan membagi data penggunanya ke pemerintah China.
Sebagai tanggapan atas aturan Trump itu, ByteDance juga telah mengajukan gugatan terhadap AS. Bahkan setelah beberapa kali gagal menjual aplikasi, perusahaan kini memilih untuk bernegosiasi dengan pemerintah untuk menghindari penjualan penuh aplikasi berbagi videonya.
Saat ini TikTok memiliki waktu hingga 20 September untuk membuat kesepakatan atau menghadapi larangan. Sebelumnya pada Kamis, Trump telah menegaskan bahwa batas waktu itu masih berlaku.
Sebelum Trump memberlakukan larangannya, China telah lebih dulu memblokir sejumlah aplikasi milik perusahaan AS, termasuk Facebook, Twitter dan Instagram.
(dob/dob)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article TikTok Sukses, Bytedance Siapkan Aplikasi Saingan Instagram