
CEPI Distribusi Miliaran Vaksin Covid-19, RI Dapat Nih!

Jakarta, CNBC Indonesia - Menteri Luar Negeri RI Retno Marsudi mengatakan Indonesia akan mendapatkan bagian dari distribusi miliaran vaksin Covid-19 yang dilakukan oleh Coalition for Epidemic Preparedness (CEPI).
Hal itu diungkapkan Retno dalam press briefing harian virtual Kementerian Luar Negeri pada Jumat (4/9/2020).
"Dengan CEPI, pokok bahasan adalah mematangkan kemungkinan kerja sama yang dapat dilakukan CEPI dengan Bio Farma dalam bidang manufacturing vaksin," ujar Retno.
"Khusus mengenai kerjasama CEPI - Bio Farma, Bio Farma sudah masuk dalam shortlist, yang berarti memiliki peluang lebih besar untuk melakukan kerja sama dengan CEPI di bidang manufacturing vaksin atau disebut shortlist potential drug product manufacturers for CEPI's COVID-19 vaccine," lanjut Retno.
Lebih lanjut, Retno mengatakan CEPI akan melakukan due diligence atau uji kelayakan mulai 14 September hingga akhir September mendatang.
"(Ini dilakukan) untuk memastikan langkah berikutnya. Kita akan mempersiapkan due diligence ini sebaik mungkin sehingga hasilnya akan baik," imbuhnya.
Sebelumnya dikatakan jika para diplomat Indonesia bekerja sama dengan K/L lain dengan terus melakukan komunikasi, baik dengan Jenewa, yang terkait urusan dengan GAVI - COVAX Facility dan WHO, maupun dengan Oslo yang terkait dengan CEPI.
Sebagai informasi, CEPI, GAVI dan WHO adalah tiga institusi utama pelopor COVAX Facility yang dibentuk untuk memastikan akses adil dan merata atas vaksin Covid-19. Rencananya COVAX akan mendistribusikan vaksin sebesar 2 milyar dosis hingga akhir 2021 ke seluruh negara di dunia.
Pada Rabu (26/8/2020) lalu, Ketua Komite Kebijakan Penanganan Covid-19 dan Pemulihan Ekonomi Nasional Airlangga Hartarto juga mengatakan Indonesia akan memperoleh kuota melalui GAVI/CEPI.
Ini adalah salah satu yang melibatkan Bill dan Melinda Gates Foundation, yang juga terkait dengan AstraZeneca dan Moderna/National Institute of Allergy and Infectious Diseases.
"Di mana dalam inisiatif GAVI/CEPI ini selaku distributor dari berbagai inisiatif ini kita akan mendapatkan vaksin sebagai public goods dengan angka mungkin harga di bawah US$ 10, US$5 hingga US$10," ujar Airlangga saat itu.
Namun tak hanya itu, Indonesia juga melakukan kerja sama dengan perusahaan asal China, yaitu Sinovac. Dikatakan uji klinis fase III sedang berlangsung di Kota Bandung, Jawa Barat.
Indonesia juga melakukan pembicaraan antara Wuhan Institute Biological Products melalui PT Kimia Farma yang kini sedang berlangsung. Uji klinis fase III pun sedang berlangsung di Uni Emirat Arab.
Kemudian, Airlangga juga mengatakan Indonesia juga bekerja sama dengan Genexine asal Korea Selatan. Dalam kerja sama ini, yang terlibat adalah perusahaan swasta, yaitu PT Kalbe Farma.
Terakhir, Indonesia juga mengembangkan vaksin secara mandiri, yaitu vaksin Merah-Putih. Platform vaksin ini adalah protein rekombinan dan diharapkan bisa diproduksi Juli 2021.
(roy/roy)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Siang-Malam Retno Geber Diplomasi Demi Kecukupan Vaksin Covid