
Menristek: Tak Ada Bukti Mutasi Corona D614G Lebih Ganas!

Jakarta, CNBC Indonesia - Menteri Riset Teknologi dan Pendidikan Tinggi Bambang Brodjonegoro menegaskan sampai saat ini tidak ada bukti konkret mutasi virus corona jenis baru (SARS-CoV-2) bernama D614G berbahaya.
Berbicara dalam konferensi pers di Graha BNPB, Bambang mengaku telah mendiskusikan mutasi virus tersebut kepada GISAID, sebuah lembaga yang dibentuk untuk mempelajari data genetika virus.
"Kami baru saja melakukan komunikasi langsung pada Presiden GISAID. Disampaikan Presidennya, tidak ada bukti atau belum ada bukti virus ini lebih ganas dan berbahaya," kata Bambang, Rabu (2/9/2020).
Bambang mengatakan meskipun virus ini terbilang baru, namun keberadaan wabah tersebut tidak akan mengganggu pengembangan vaksin yang saat ini dilakukan pemerintah Indonesia.
"Ini tidak akan mengganggu upaya pengembangan vaksin karena mutasi ini tidak menyebabkan perubahan struktur maupun fungsi dari RBD yang merupakan bagian virus yang dijadikan target vaksin," jelasnya.
Dalam kesempatan yang sama, Kepala Lembaga Biologi Molekuler (LBM) Eijkman Amin Soebandrio mengatakan keberadaan virus ini memang sudah terdeteksi berada di Indonesia sejak April lalu.
"Dan ini sebetulnya menunjukkan bahwa virus ini sudah ada di Indonesia. Saat ini kami berupaya mendapatkan informasi lebih lanjut dari kota lain untuk mendapatkan gambaran seberapa luas," katanya.
Amin menegaskan, kendati sejauh ini virus tersebut tidak dinyatakan berbahaya bukan berarti masyarakat bisa lengah. Menurutnya, pandemi sampai saat ini belum ada tanda-tanda berakhir.
"Kita tidak boleh anggap pandemi ini dapat diabaikan karena kita tetap harus melaksanakan protokol kesehatan," tegasnya.
(cha/roy) Next Article Covid Ternyata Serang Otak, Mata, hingga Ginjal Manusia
