
RI Amankan 340 Juta Vaksin, Erick: Ada Negara Minta Jatah

Jakarta, CNBC Indonesia - Rangkaian kunjungan kerja Menteri Luar Negeri RI Retno Marsudi dan Menteri Badan Usaha Milik Negara Erick Thohir ke China dan Uni Emirat Arab (UEA) beberapa waktu lalu membuahkan hasil berupa 'pengamanan' 290 juta hingga 340 juta dosis vaksin Covid-19.
Namun, tak dinyana, langkah Indonesia itu diikuti oleh keinginan sejumlah negara yang meminta 'jatah' agar dapat memperoleh vaksin tersebut. Hal itu diungkapkan Erick yang juga Ketua Pelaksana Komite Penanganan Covid-19 dan Pemulihan Ekonomi Nasional dalam penutupan Simposium Internasional PPI Dunia XII 2020 secara virtual seperti dikutip CNBC Indonesia, Selasa (1/9/2020).
Erick mengungkapkan, vaksin merupakan salah satu upaya untuk menghadirkan rasa aman bagi masyarakat tanah air. Oleh karena itu, kerja sama dengan China dan UEA menjadi prioritas, meski tidak menutup kemungkinan bekerja sama dengan negara-negara lain.
"Cuma ya awal-awalnya kemarin kita sangat kesulitan mengontak temen-temen, saya gak mau bilang negara mana, beberapa negara lain, tetapi ketika kita sekarang sudah bekerja sama dengan dua negara ini sekarang banyak negara hubungi kita dalam arti mau kerja sama juga. Bahkan ada yang mau minta jatah. Bagaimana jatah yang kita secure ini dipakai untuk istilahnya solidaritas," ujar Erick.
"Saya rasa oke saja buat saya tetapi ya saat ini kan kita juga prioritaskan bangsa kita juga dan kebetulan dua negara ini untuk jangka pendek juga bisa menjadi partner yang baik tetapi jangka menengah panjang vaksin Merah Putih jadi prioritas," lanjutnya.
Oleh karena itu, Erick menekankan 'pengamanan' 290 juta hingga 340 juta dosis vaksin Covid-19 sangat penting. Ia bahkan membandingkan langkah Indonesia dengan Inggris.
"Contoh saja Inggris jumlah penduduknya berapa vaksin yang dibeli 350 juta hampir lima lipat dari jumlah penduduknya. Kenapa? Hal-hal ini juga yang ingin kita pastikan paling tidak tadi masyarakat RI secara mayoritas terlindungi karena kita harus juga kembali setop dari pada banyak-banyak pihak yang mohon maaf tadi misalnya karena Covid-19 ini ya banyak yang kehilanganlah ya," kata Erick.
"Kita tidak ada niat apapun misalnya membeda-bedakan kerja sama dengan negara lain, tidak, kita sangat terbuka. Cuma kebetulan dua negara ini yang sangat terbuka dengan Indonesia. UAE dan China," lanjutnya.
(miq/roy)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Dimulai 12 Januari 2022, Segini Prediksi Harga Vaksin Booster